Sumber Foto Jazuli Juwaini laman pemberitaan PKS |
Faktanews.id - Partai Keadilan Sejahtera (PKS) tak ambil pusing terkait pertemuan Presiden Jokowi dengan Ketua Umum Partai Politik pendukung pemerintah di Istana Negara (25/8/2021) lalu. Dalam pertemuan itu, Partai Amanat Nasional juga ikut bergabung dan dianggap sebagai mitra baru koalisi.
Namun demikian, pertemuan ketua Umum Parpol pendukung pemerintah dengan Jokowi tersebut semakin memantapkan PKS menjadi partai oposisi. Ketua Fraksi PKS DPR Jazuli Juwaini mengatakan, konsolidasi politik itu adalah hal biasa.
Menurutnya, PKS tetap memilih untuk menjadi oposisi. Bahkan kata Jazuli, melihat dan mengevaluasi jalannya pemerintahan di bawah Presiden Jokowi 7 tahun terakhir, PKS mengatakan justru semakin mantap beroposisi.
"Jangan ragukan sikap oposisi PKS. Sejak awal kami sampaikan oposisi hadir untuk menjaga demokrasi, menghadirkan check and balances agar pemerintahan tetap on the track berpihak kepada kepentingan rakyat," demikian penjelasan Jazuli, dikutip dari laman pemberitaan resmi PKS, Sabtu (4/9/2021).
PKS, kata Jazuli ingin memastikan upaya menjaga kehormatan partai koalisi yang sejak awal mendukung Presiden Jokowi tetap berjalan dengan baik.
"Kami juga ingin menjaga kehormatan partai-partai yang sejak awal berjuang mendukung Pak Jokowi. Fair kan?," tandas Jazuli.
Anggota Komisi I DPR Dapil Banten ini mengatakan, PKS konsisten memerankan oposisi yang konstruktif dalam mengawal jalannya pemerintahan dengan kritik yang membangun.
Meski demikian, Jazuli melihat, selama 7 tahun pemerintahan Pak Jokowi Indonesia belum menampakkan kemajuan signifikan.
Atas dasar itulah, Jazuli menegaskan PKS bukan hanya tetap menjadi oposisi tapi PKS justru semakin mantap beroposisi.
"Kami melakukan evaluasi pemerintahan Pak Jokowi setiap tahun. Tiap pemerintahan tentu punya tantangannya sendiri, tapi harus tetap ada ukuran atau parameter objektif yang digunakan sebagai patokan. Makanya kita mantap terus beroposisi secara subtantif," terang Jazuli. Sumber pemberitaan PKS.