-->
    |

Di Indonesia, Perputaran Uang dalam Bisnis Burung Bisa Capai Rp 1,8 Triliun Setahun

Sumber foto: phinemo.com

Faktanews.id - Ketua MPR RI sekaligus Pembina Perhimpunan Kebun Binatang se-Indonesia (PKBSI) Bambang Soesatyo mengungkapkan, dari berbagai literatur tergambarkan bahwa Indonesia merupakan negara keempat yang memiliki spesies burung terbesar di dunia, mencapai sekitar 1.794 spesies. 


Namun akibat kerusakan hutan dan berbagai habitat asli, banyak diantara spesies burung tersebut yang terancam punah. Termasuk untuk jenis burung berkicau yang menjadi keunggulan Indonesia. Seperti kucica hutan (copsychumalabaricus), cucak rawa (pycnonotus zeylanicus), jalak suren (gracupica contra), hingga burung kacamata atau pleci (zosterops japonicus)  


"Komunitas pecinta burung harus menjadi bagian yang terlibat dalam mengedukasi warga untuk mencintai satwa, serta terlibat aktif dalam kegiatan penangkaran demi melestarikan burung khas Indonesia agar tidak punah. Jangan justru menjadi bagian dari kelompok yang memburu burung secara besar-besaran di habitat aslinya," ujar Bamsoet saat Ngobras (Ngobrol Asyik) bersama Owner Radja Company dari komunitas Kicaumania Prio Sutrisno, di Jakarta, Kamis (9/9/21). 

Ketua DPR RI ke-20 ini menjelaskan, perputaran uang dalam bisnis burung sangat besar. Bisa mencapai Rp 1,8 triliun per tahun. Meliputi usaha sangkar, produsen vitamin, hingga pelatih untuk lomba burung berkicau. Selain menjadi berkah bagi perekonomian rakyat, besarnya perputaran uang tersebut juga bisa menjadi musibah karena menarik para pihak tidak bertanggungjawab melakukan perburuan liar secara besar-besaran. 

"Karenanya, komunitas pecinta burung memiliki peran strategis untuk menjaga habitat burung di kawasan perhutanan, sekaligus melaporkan kepada pihak kepolisian apabila mendengar ada yang melakukan perburuan liar. Jangan biarkan karena keserakahan manusia, alam yang menjadi korban," jelas Bamsoet. 

Ketua Umum Ikatan Motor Indonesia (IMI) ini mendapat laporan dari komunitas pecinta burung Kicaumania, aktivitas usaha UMKM di dunia perburungan pun ikut terkena dampak pandemi Covid-19. Salah satunya dengan terhentinya kompetisi burung berkicau di berbagai daerah. 

"Agar pandemi cepat berlalu, kita perlu bergotongroyong membantu pemerintah memutus mata rantai penyebaran virus Covid-19. Komunitas Kicaumania harus mengajak para anggotanya menjadi teladan di masyarakat, salah satunya dengan ikut vaksinasi. Mengingat masih banyak ditemui kelompok masyarakat yang enggan divaksinasi. Dengan vaksinasi, kita bisa segera mengadakan kontes burung berkicau lagi," pungkas Bamsoet. (FIK)


Komentar Anda

Berita Terkini