Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (sumber foto: beritaenam.com) |
Faktanews.id - Kontra Formula E menguat. Berbagai element nekad gelar aksi demonstrasi. Misteri Duit Commitment fee, bank guarantee, dan lain-lain terbuka helai demi helai.
Arief Poyuono buka suara. Ada kata "bancakan", oknum DKI, force majeure, & responsibility gubernur. Ditipu orang asing. Dia bilang duit 1 triliun dibeliin tempe orek bisa ribuan kontainer. Sebaiknya dibelikan nasi bungkus. KPK mana KPK.
Resistensi formal 7 Fraksi DPRD. Katanya diundang Gubernur Anies Baswedan. Tuyul Ancol bilang DPRD yang menghadap. Jadi entah siapa yang lebi butuh diback-up.
Lawan interpelasi. Hukuman sosial-politik. Vonis bersalah. Argument kebangkitan ekonomi terlalu lebay. Kebencian masyarakat naik. Jangan-jangan "Tolak Interpelasi" adalah skenario denigrasi Anies Baswedan. Semacam Kontra-Intelijen.
Masa pandemi menghancurkan ekonomi rakyat. Banyak perusahaan bangkrut. Income turun. Konsumsi barang mewah ngga ada. Victoria Secret nutup 250 tokonya di Amerika. Tamasya di luar agenda. Off-budget entertainment. Hanya makan & makan. Bertahan hidup. Maka duit 5 triliun buat beli tempe orek & nasi-bungkus lebi rasional daripada dihabiskan menggelar Formula E.
Covid-19 ngga diketahui kapan beresnya. Varian baru truz muncul. Ketidak-pastian Juni 2022. Formula E proyek rugi. Gelar kerumunan di saat resto, kantor, pabrik & usaha-usaha rakyat dipaksa melakukan prokes. Kolaborasi penguasa, capitalist, dan dare devils yang arogant. Pemda DKI ngga sensitif.
Gubernur Anies Baswedan baru jago bila bisa stop schedule Formula E & balikin semua duit APBD yang diserap entah oleh siapa.
Oleh: Zeng Wei Jian