Faktanews.id - Dalam kehidupan, terkadang manusia tiba pada suatu situasi yang benar-benar membuatnya ketakutan. Takut dengan pengetahuan tentang hal-hal buruk yang telah diperbuatnya. Dalam kondisi tertentu, ketakutan yang sangat itu, dapat membuat seseorang putus harapan, sehingga tidak ada lagi yang mampu dilakukannya, seolah telah "mengalami kematian".
Sebaliknya terkadang manusia berada pada suatu situasi "diatas angin". Seolah-olah ia merasa telah melakukan hal baik, hal benar dalam kehidupannya, karena menurut perhitungan yang dilakukannya, berdasarkan kalkulasi akal pikirannya, apa yang telah diperbuatnya semuanya sudah _on the right track_. Padahal, bilangan-bilangan yang dikalkulasi oleh akal pikirannya tiada lain hanya "fitnah" disisi Allah. Akibatnya, ia merasa benar-benar telah aman.
Kedua situasi di atas, disebabkan karena mengabaikan, lupa akan kekuasaan Allah. Bahwa Allah Maha Kuasa untuk mengeluarkan seseorang dari kesulitan sebagaimana DIA kuasa mengeluarkan "yang hidup" dari "yang mati", serta DIA Maha Kuasa mengeluarkan yang mati dari yang hidup.
Oleh karena itu, hal seperti di atas hanya pada orang-orang kafir. Orang yang sedang tertutupi dari Rahmat Allah SWT.
Tidak terjadi pada orang yang senantiasa menyadari bahwa segala yang mereka ketahui, atau tidak mereka ketahui, yang mereka kerjakan, atau yang tidak mampu mereka kerjakan, semuanya atas kehendak Allah SWT.
Orang yang beriman, karena itu akan senantiasa menjaga keseimbangan, dengan senantiasa mengembalikan segala sesuatu kepada Allah. Jika mereka sedang diliputi kesulitan, mereka kembalikan kepada Allah kesulitannya, karena percaya bahwa Allah Maha Mampu mengatasi kesulitannya. Sebaliknya, mereka yang sedang berjaya, pun senantiasa menyandarkan kejayaannya kepada Allah, karena kesadaran bahwa apa yang telah diraihnya semata karena kehendak Allah SWT.
Maka jika ia sedang kesulitan sikapnya biasa saja, dan jika pun sedang berjaya sikapnya biasa saja. Kesulitan dan kejayaan dalam kehidupan semuanya adalah pemberian dari Allah SWT.
Itulah kebenaran yang sesungguhnya.
Allah menciptakan langit dan bumi dengan seimbang. Maka jagalah keseimbangan itu, dengan senantiasa menyeimbangkan antara ketakutan (akan azab Allah) dengan harapan akan pengampunan-Nya.
Bersikaplah demikian, sesungguhnya DIA-lah yang mempertemukan dua hal yang berlawanan. Dia senantiasa berada "ditengah-tengah" kalian.
"Dan mereka tidak akan mengambil pelajaran (dari Al-Quran) kecuali jika Allah menghendaki". (QS. Al-Mudatsir (74): 56
Oleh: Hasanuddin
Tinggal di Depok, Jawa Barat