Faktanews.id - Bagi Ditjen Dukcapil Kementerian Dalam Negeri, inovasi adalah ruh birokrasi. Dorongan Dirjen Dukcapil Prof. Zudan Arif Fakrulloh untuk menyandingkan semangat berinovasi dengan spirit membahagiakan masyarakat dengan layanan administrasi kependudukan, ternyata tidak sia-sia.
Buktinya, selama 3 tahun berturut-turut Dukcapil selalu meraih penghargaan Top Inovasi Terpuji Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (KIPP) dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN-RB) karena inovasinya yang bermanfaat besar dalam pelayanan publik.
Kali ini inovasi Dukcapil yakni "D’SIGN: Digital Signature Dukcapil" berhasil meraih Top 45 Inovasi Pelayanan Publik 2021 setelah sebelumnya lolos TOP 99 KIPP atau Sinovik dari Kementerian PAN-RB.
Jejak keberhasilan sudah ditorehkan Dukcapil Kemendagri sejak tahun 2019 dengan meraih Top 45 KIPP melalui inovasi Supertajam (Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak). Setahun berselang pada 2020, Dukcapil kembali meraih Top 45 melalui inovasi i-POP (Indonesia's Population and Civil Registration Map).
Selain Top 45 D’SIGN, Dukcapil Kemendagri juga meraih Outstanding Achievement of Public Service Innovation 2021 melalui SIPELANDUKILAT (Sistem Pelayanan Administrasi Kependudukan di Wilayah Pedalaman dan Perbatasan) dari Dinas Dukcapil Provinsi Kalimantan Utara.
Berbagai inovasi yang telah dilakukan Dukcapil pusat maupun daerah, dinilai sukses meningkatkan kepercayaan publik serta berimbas pada terbangunnya citra institusi Dukcapil yang baik.
Selain itu, inovasi yang dilakukan oleh Ditjen Dukcapil Kemendagri berhasil mendinginkan titik kulminasi masalah yang dihadapi oleh lembaga yang dipimpin oleh Dirjen Zudan Arif Fakrulloh.
Bermula ketika enam tahun lalu dibujuk menjadi Dirjen Dukcapil oleh Mendagri Tjahjo Kumolo yang sekarang menjadi Menteri PANRB, Zudan melihat problem yang tengah dihadapi oleh Ditjen Dukcapil saat itu betul-betul berada di titik kulminasi.
"Dukcapil sedang banyak menghadapi masalah karena sedang menghadapi masalah hukum, mulai tahun 2014-2017. Bukan hanya itu, motivasi pegawai Dukcapil pusat dan daerah sedang merosot tajam karena kerap dipanggil oleh KPK" kenang Zudan.
Di Dukcapil, pertama kali yang dibuatnya adalah membangun standar yang sama di seluruh Indonesia. Tidak boleh daerah menggunakan instrumen dan output yang berbeda-beda. Pakar Hukum Administrasi Negara ini pun membangun branding baru Dukcapil untuk mengangkat moral pegawai yang merosot.
Walhasil, Dukcapil kini berbeda dari sebelumnya. Kalau disebut Anjungan Dukcapil Mandiri (ADM), orang langsung ingat Ditjen Dukcapil Kemendagri yang telah merevolusi layanan administrasi kependudukan.
Dari yang harus mengantre mengular di kantor Dinas Dukcapil, kini masyarakat bisa mencetak secara mandiri dokumen kependudukan yang dibutuhkan di mesin ADM yang bisa ditempatkan di pusat-pusat keramaian.
Ini sesuai dengan harapan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) HM Tito Karnavian. Dalam berbagai kesempatan mantan Kapolri ini ingin keberadaan ADM bisa jauh memudahkan masyarakat dalam proses pembuatan KTP-elektronik maupun Kartu Keluarga (KK).
"Harapan saya inovasi Dukcapil lewat ADM ini agar masyarakat dibuat lebih mudah. Dengan adanya ADM masyarakat tidak perlu mengantre panjang juga menghindari makelar atau calo dalam pengurusan dokumen kependudukan," ujar Tito ketika di Bireun, Aceh, Sabtu (22/2/2020).
Hal senada disampaikan Peneliti Senior Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Prof. Siti Zuhro. Menurut anggota Dewan Juri KIPP ini, sejak 5 tahun terakhir branding Dukcapil memang terasa semakin meningkat.
“Bagaimana sejak era Prof. Zudan (Dirjen Dukcapil saat ini) sukses membangun citra Dukcapil dari yang penuh polemik, hingga saat ini berubah menjadi terkenal dengan inovasi-inovasinya yang sangat memudahkan masyarakat,” tutur Zuhro di acara Dukcapil Mendengar, Jumat (23/04/2021).
Hal serupa juga turut disampaikan oleh Pakar Komunikasi M. Fariza Y. Irawady, mengatakan berbagai inovasi seperti pelayanan online, serta proses-proses sosialiasasi melalui media kekinian telah mengembalikan kepercayaan publik.
“Bahkan, kalau sekarang terdengar kata KTP-el, maka yang terbayang itu tiktoknya Prof. Zudan yang penuh informasi seputar pelayanan administrasi kependudukan. Ini luar biasa,” puji Fariza. (MMA)