Faktanews.id - Center for Southeast Asian Studies (CSEAS), Indonesia dan Norwegian Institute of Water Research (NIVA) mulai melakukan pengambilan sampel untuk penelitian pengurangan sampah plastik di Sungai Citarum Muaragembong, Bekasi, Jawa Barat.
Tim CSEAS dan NIVA diterjukan memasang jaring menggunakan sampan menghalau sampah plastik di sungai yang di atasnya terletak “Jembatan Jokowi” tersebut. Sampah-sampah plastik yang terjaring kemudian dikumpulkan untuk dijadikan sampel penelitian lebih lanjut.
Direktur Eksekutif CSEAS, Arisman mengatakan, pihaknya melakukan riset ini untuk mencari solusi terkait pembuangan sampah plastik dari darat ke luat melalui sungai Citarum. Juga sebagai kontribusi kepada pemerintah pusat yang menargetkan pengurangan sampah plastik hingga 70 persen pada 2030 yang akan datang.
“Untuk Indonesia kita memilih sungai Citarum sebagai studi kasus. Kita melakukan riset berbasis pengetahuan untuk mencari solusi,” ujar Arisman kepada wartawan, Rabu (7/4/2021).
Menurut Arisman, riset ini melibatkan pemerintah daerah Kabapaten Bekasi, perusahaan lokal dan masyarakat lokal itu sendiri.
“Tujuannya adalah untuk membangun pengetahuan, kapasitas, dan kesadaran secara lokal sehingga langkah-langkah penanggulangan pencemaran plastik dapat dilaksanakan secara efisien di tingkat lokal. Polusi plastik secara signifikan mempengaruhi masyarakat pedesaan atau pesisir yang rapuh di lingkungan yang terkena dampak, dan orang yang tinggal di dalam dan sekitar tempat pembuangan sampah,” katanya.
Lebih lanjut, Arisman menambahkan bahwa data hasil riset nantinya akan diserahkan kepada pemerintah pusat maupun Pemerintah Daerah Kabupaten Bekasi. Disebutkan, Arisman ada kebutuhan mendesak akan data empiris, karena masalah pencemaran makroplastik dan mikroplastik adalah topik yang relatif baru.
Menurutnya, saat ini tidak ada metode pengambilan sampel dan analisis standar yang tersedia. Ada kebutuhan yang kuat akan metodologi dan protokol pengambilan sampel yang terkoordinasi agar hasil dari studi yang berbeda dapat dibandingkan.
“Salah satu aktivitas yang dilakukan adalah melakukan riset pemantauan sampah plastik di sungai yang akan berakhir di laut,” tambahnya.
Selain itu, Arisman juga menyampaikan bahwa dalam penelitian ini CSEAS juga bekerjasama dengan peneliti madya bidang hidrologi air permukaan dan ekohidrologi, pusat penelitian Limnologi, LIPI Dr. Hidayat MSc,
Tidak hanya di Indonesia, penelitian untuk peningkatan kapasitas lokal untuk mengurangi sampah plastik juga dilakukan di tiga negara ASEAN seperti Indonesia, Philippines dan Vietnam. Hal itu sudah mulai berlangsung pada 2019 sampai 2022.
“Proyek kerja sama ASEAN-Norwegia (ASEANO) adalah proyek peningkatan kapasitas lokal untuk mengurangi pencemaran plastik di kawasan ASEAN dengan memperkuat pengetahuan, kapasitas, dan kesadaran untuk mengatasi polusi plastik dari sumber-sumber utama di kawasan ASEAN dengan mengembangkan jaringan yang kuat dan interaksi yang erat dengan industri, pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya,” katanya. (ANS)