Faktanews.id - Rangkaian pelantikan kepala daerah hasil Pilkada Serentak 2020 yang berlangsung di 270 daerah (pemilihan gubernur di 9 provinsi; pemilihan wali kota di 37 kota; pemilihan bupati di 224 kabupaten) sudah mulai berlangsung. Bagi kepala daerah yang sudah dilantik, tantangan saat ini tidak mudah karena Indonesia masih berjibaku mengendalikan laju penyebaran Covid-19.
Selain itu kepala daerah terpilih dipastikan langsung dihadapkan pekerjaan rumah besar yaitu mengantisipasi dan mencari solusi berbagai dampak pandemi yang saat ini sedang membelit kehidupan dan kesejahteraan rakyat di daerahnya masing-masing.
Anggota DPD RI Fahira Idris mengungkapkan, partisipasi masyarakat yang rela mendatangi TPS dan menunaikan hak pilihnya pada pilkada serentak 2020 lalu walau kondisi masih pandemi harus menjadi ingatan utama para kepala daerah saat nanti mulai bekerja. Dibalik kerelaan masyarakat datang ke TPS, rakyat di daerah menyimpan harapan mendapat pemimpin yang mempunyai empati dan menghadirkan inovasi terhadap berbagai persoalan dan kesulitan yang dihadapi rakyat saat ini.
“Saat Anda (kepala daerah terpilih) diangkat sumpah, ingatlah bahwa yang mengantar Anda berada di posisi saat ini adalah hasil keikhlasan dan pengorbanan para pemilih yang tetap ke TPS walau di masa pandemi. Mereka ingin Anda segera bekerja melakukan berbagai upaya mengendalikan Covid-19 dan segera formulasikan solusi dampak dari pandemi yang saat ini sedang membelit kehidupan dan kesejahteraan rakyat,” tukas Fahira Idris di Jakarta (26/2).
Menurut Fahira, kemampuan seorang pemimpin diuji saat berada dalam situasi tidak normal seperti pandemi saat ini. Oleh karena itu agar bisa melewati ujian pandemi ini, dalam upaya mengendalikan laju penyebaran Covid-19, kepala daerah terpilih harus mempunyai visi jelas dan menjadikan sains dan data sebagai dasar kebijakan atau strategi mengendalikan virus. Berkolaborasi dengan para ilmuwan dan epidemolog yang ada di daerah masing-masing untuk menguatkan strategi penanggulangan dan meningkatkan kapasitas test, tracing, dan treatment (3T) serta keterbukaan data dan informasi menjadi langkah awal yang bisa ditempuh.
Sementara, dalam memformulasikan solusi dari dampak pandemi terutama ekonomi dan kesejahteraan rakyat, para kepala daerah tidak bisa bekerja ala kadarnya, apa adanya, seperti biasanya atau business as usual. Karena dalam situasi saat ini yang dibutuhkan adalah terobosan dan inovasi. Untuk menguatkan pondasi ekonomi masyarakat perlu dibuat berbagai klaster program stimulasi ekonomi sesuai profesi. Stimulus bagi masyarakat yang berprofesi sebagai pelaku UMKM tentu berbeda dengan mereka yang berprofesi sebagai petani, nelayan, atau peternak.
“Jadikan sains dan data sebagai rujukan utama penanggulangan Covid-19 di daerah masing-masing. Untuk dampak terutama ekonomi, petakan profesi masyarakat di daerah masing-masing dan formulasikan stimulus seperti apa. Misalnya untuk peternak, yang bisa meringan mereka di masa pandemi saat ini adalah bantuan pakan ternak atau untuk nelayan akan sangat terbantu jika ada program bantuan pemberian alat tangkap dan sarana pendukung lainnya,” pungkas Fahira Idris. (ANS)