Faktanews.id - Ketua MPR RI Bambang Soesatyo mengapresiasi berbagai kinerja manajemen Krakatau Steel dibawah kepemimpinan Direktur Utama Silmy Karim. Salah satunya dengan melakukan transformasi perusahaan ke dunia digital melalui peluncuran aplikasi Krasmart Connect, yang bisa meningkatkan pelayanan Krakatau Steel kepada para konsumennya.
"Visibilitas harga dan status pemesanan di aplikasi Krasmart Connect, serta fitur ETA (estimated time of arrival) untuk pengiriman, semakin memudahkan konsumen mengatur logistiknya. Krasmart Connect menjadi bukti bahwa Krakatau Steel selalu beradaptasi dengan perkembangan zaman dalam memajukan usahanya," ujar Bamsoet usai menerima Direktur Utama PT Krakatau Steel, Silmy Karim, di Jakarta, Kamis (18/2/21)
Ketua DPR RI ke-20 ini menjelaskan, inovasi dan transformasi menjadi kekuatan Krakatau Steel dalam menopang berbagai kegiatan usaha. Tak heran jika Direktur Utama Silmy Karim juga sukses merestrukturisasi utang jangka panjang Krakatau Steel senilai USD 2 miliar dollar atau setara Rp 31 triliun kepada sepuluh bank sejak 20 Desember 2018 hingga 12 Januari 2020. Membuat Krakatau Steel menghemat USD 685 juta dollar atau sekitar Rp 10,61 triliun dalam periode 2019-2027.
"Tangan dingin Silmy Karim juga membuat efisiensi internal seperti menghemat listrik dan gas sampai membuka peluang antar unit usaha saling melayani untuk mendapatkan pemasukan baru, sangat efektif dalam meningkatkan kinerja Krakatau Steel. Berkat kerja kerasnya, produksi baja Krakatau Steel tahun 2020 naik sekitar 20 persen. Total laba dari seluruh anak perusahaan pada 2020 berhasil mencapai USD 36,55 juta, berbanding terbalik dari posisi rugi USD 169,32 juta pada 2019," jelas Bamsoet.
Wakil Ketua Umum KADIN Indonesia ini juga mendukung kejelian Krakatau Steel memperluas pasar usahanya ke berbagai negara, memanfaatkan pandemi Covid-19 yang menyebabkan terjadinya masalah pada supply chain pasar baja dunia. Pada kuartal I-2021, Krakatau Steel akan mengekspor baja ke Australia hingga Eropa.
"Tahun ini, Krakatau Steel sebagai industri baja kebanggaan nasional harus mampu membanjiri produk baja dunia. Volume penjualan harus ditingkatkan mencapai 2 juta ton, dengan target ekspor sebesar 155.000 ton atau meningkat 17 persen lebih dibandingkan tahun 2020," pungkas Bamsoet. (MMA)