-->
    |

Ridwan Hisjam Sebut Bencana dan Kegaduhan Nasional Puncaknya Pada 12, 02, 2021

Faktanews.id - Dalam satu pekan ini, Indonesia tengah dilanda bencana alam yang luar biasa besar, yakni bencana gempa bumi di Mamuju, Sulawesi Barat, banjir bandang di Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, serta erupsi Gunung Semeru, di Jawa Timur, yang meliputi Malang Raya.

Merespons hal itu, anggota Komisi VII DPR RI Ridwan Hisjam menyatakan, turut berbelasungkawa atas bencana yang terjadi, sehingga menimbulkan banyak korban jiwa berjatuhan. Ia berharap Presiden Jokowi segera memerintahkan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk bersiaga di semua daerah.

"Pertama tentu bencana alama yang terjadi dalam satu pekan ini membawa keprihatinan bagi semua masyarakat. Kami turut menyampaikan belasungkawa yang sedalam-dalamnya, dan berharap ini bisa dilakukan penanganan yang cepat," ujar Ridwan dalam keterangan tertulisnya, Senin (18/1/2021).

"Bila perlu Presiden Jokowi bisa segera memerintahkan kepada seluruh jajaran BNPB dari tingkat pusat sampai daerah untuk bersiaga di semua wilayah, karena bisa jadi bencana ini akan terus terjadi susulan dalam waktu dekat," tambah Ridwan, anggota dari Daerah Pemilihan Malang Raya ini.

Politisi Partai Golkar ini memprediksi bencana dan kegaduhan politik yang terjadi belakangan ini puncaknya akan berhenti pada 12, 02, 2021. Menurutnya, tanggal ini adalah tanggal paling istimewa dalam sejarah peradaban dunia. Sebab, jika dihitung dan diperhatikan tanggal itu akan sama jika dibaca dari depan atau belakang.

"Jadi 12022021 itu tanggal istimewa dalam sejarah manusia, jika dibaca dari depan dan belakang ini akan sama. Ini prediksi saya, secara subjektifitas bahwa puncak bencana dan kegaduhan akan terjadi pada 12022021," ucap Ridwan.

Ridwan menyebut itu karena tanggal itu sangat istimewa karena tidak akan lagi ditemukan kesesuaianya dari depan dan belakang dalam sejarah planet bumi. Ia pun meminta kepada masyarakat untuk tetap waspada dan membangun sikap optimisme bahwa bencana dan kegaduhan itu akan berakhir.

"Yang perlu ditekankan adalah, kita sebagai masyarakat harus tetap waspada dan membangun sikap optimisme bahwa bencana dan kegaduhan politik ini akan berakhir, masyarakat akan kembali hidup normal lagi," ucap Ridwan.

Hal yang tetap harus dilakukan kata Ridwan, adalah menjaga protokol kesehatan. Karena bagaimanapun pandemi Covid-19 ini adalah bagian dari bencana kemanusian. Masyarakat harus tetap mematuhi anjuran pemerintah, yakni menjaga jarak, mencuci tangan, dan memakai masker.

"Protapnya jelas harus tetap dilaksanakan, Prokes atau protokol kesehatan harus terus diterapkan oleh masyarakat dan kita semua. Karena bagaimanapun ini bagian dari ikhtiar kita untuk mencegah virus," ucap Ridwan.

Tidak hanya itu, Ridwan juga mengajak kepada masyarakat agar jangan lupa meningkat keimanan dengan senantiasa mendekatkan diri kepada Allah SWT, meminta ampunan dan pertolongan. Karena satu-satunya yang pasti yang bisa menghentikan bencana dan wabah ini, hanya Allah SWT.

"Tugas manusia hanya bisa berdoa dan berikhtiar secara lahir dan batin," jelasnya.

Termasuk kata Ridwan, masyarakat diminta agar selalu menjaga imunitas. Menurutnya imunitas tubuh akan kuat, jika dibarengi dengan melakukan gaya hidup sehat yakni, olahraga, makan teratur, dan istirahat yang cukup. Serta yang lebih penting adalah memiliki jiwa dan hati yang tenang, tidak gelisah, cemas, dan dipenuhi rasa amarah dan takut.

"Membangun jiwa dan rasa optimisme itu bisa dilakukan dengan cara kita harus selalu berpikir positif,  yakin bahwa semua ini akan berlalu, yakin bahwa Allah tidak akan menguji masyarakatnya melebihi kemampuannya, yakin pada ayat Allah bahwa setiap kesulitan ada kemudahan, fa inna ma'al usri yusra, inna ma'al usri yusra," jelas Ridwan yang juga menjadi Ketua Dewan Pembina Padepokan Kosgoro 57.

Politisi senior Partai Golkar ini turut mengajak kepada semua masyarakat untuk mengakhir semua perbedaan politik. Ia menegaskan apa yang selama ini diperdebatkan antara Islam dan Nasionalisme adalah hal sia-sia. Karena sejatinya Islam dan Nasionalisme tidak ada yang bertentangan, bahkan saling menguatkan.

Ridwan sepakat dan mendukung apa yang menjadi saran dari Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY yang meminta kepada pemerintah agar tidak melakukan hal-hal atau kebijakan yang membuat masyarakat semakin terpolarisasi dengan politik identitasnya masing-masing.

Untuk Indonesia yang sepanjang sejarahnya selalu ada konflik, baik vertikal maupun horizontal, keadaan buruk seperti itu harus bisa dicegah dan dihindari. Karena jika polarisasi antar kubu politik sangat tajam, kehidupan demokrasi pasti tidak sehat. 

Oleh karena itu, kata SBY, selagi kondisi ini belum terlalu jauh divisi dan polarisasi sosial serta politik di negeri ini, para pemimpin dan semua elemen bangsa harus sadar bahwa sesuatu harus dilaksanakan.

“Something must be done. Pembiaran dan inaction adalah dosa dan kesalahan besar. Di sisi lain, jangan pula ada yang justru menginginkan dan memelihara polarisasi sosial-politik yang tajam ini untuk kepentingan pribadi dan politiknya,” ucap SBY belum lama ini. (RTH)

Komentar Anda

Berita Terkini