-->
    |

Kepala Bappenas Harap Industri Pariwasata di Bali Segera Pulih

Faktanews.id - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Suharso Monoarfa memberikan dukungan kepada pelaku sektor pariwasata di Pulau Bali untuk segera bangkit kembali di tengah pandemi Covid-19 yang sampai saat ini masih melanda Indonesia.

Dukungan Menteri Suharso Monoarfa terhadap sektor pariwisata di Pulau Bali disampaikan melalui sebuah video saat menjadi salah satu narasumber dalam acara “Pabligbagan Virtual #7 dengan tema Bali Bangkit Menuju Era Baru”. Nantinya dalam video ini, sejumlah tokoh nasional seperti beberapa Menteri Kabinet Indonesia Maju, Gubernur Bank Indonesia, Ketua Dewan Komisioner OJK, Kepala Gugus Tugas Covid 19 juga akan memberikan pesan dan harapan agar Bali bisa segera bangkit.

“Pariwisata, secara global, merupakan sektor yang paling terdampak dari pandemi Covid-19 untuk jangka pendek dan menengah. Kunjungan wisatawan mancanegara global diprediksi turun sebesar -58% hingga -78% hingga akhir tahun 2020. Secara regional, terjadi penurunan jumlah pemesanan tiket penerbangan di 10 Top Destination Wisata di Asia Pasifik yaitu Jepang, Thailand, China, Vietnam, Indonesia, Singapura, Australia, Korea Selatan, Filipina, dan India” kata Menteri Suharso dalam pesan resminya pada Minggu, 26 Juli 2020 di Jakarta.

“Pariwisata Indonesia, khususnya di Bali, juga terdampak paling parah akibat Covid-19. Penurunan wisatawan menyebabkan Bali mengalami kontraksi ekonomi di mana pertumbuhan ekonomi Bali pada Q1-2020 mengalami kontraksi sebesar -1,15%, di bawah pertumbuhan ekonomi nasional pada periode yang sama sebesar 2,97%,” tambah Kepala Bappenas.

Berdasarkan data Bappenas, kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia diproyeksikan turun hingga 12 juta kunjungan (y-on-y) dan berpotensi kehilangan devisa yang diproyeksikan mencapai angka 15 Milliar USD (y-o-y). Jumlah kunjungan wisatawan mancanegara di Bali diperkirakan juga akan terkontraksi 49,2% s/d 82,8% (y-on-y) pada tahun 2020, dengan penurunan terdalam terjadi pada triwulan II 2020.

Dampak dari penurunan wisatawan tidak saja dirasakan oleh para pelaku pariwisata di bidang usaha akomodasi, transportasi, restoran, atraksi, agen wisata, tour guide, desa wisata, namun juga dirasakan oleh pelaku usaha di sepanjang rantai pasok pariwisata, seperti pemasok bahan pangan, pengrajin suovenir, pusat perbelanjaan, penyedia jasa kebersihan, jasa penyewaan, event organizer, pelaku seni, sampai dengan warung dan tukang parkir.

“Pemulihan sektor pariwisata Bali akan meningkatkan kepercayaan wisatawan nusantara dan mancanegara karena Bali memiliki global brand yang unggul dengan ragam wisata yang paling lengkap dan terintegrasi antara wisata alam, budaya dan buatan. Sarana dan prasarana MICE (Meeting, Incentive, Convention and Exhibition) di Bali sudah terbukti sangat baik dan terintegrasi dengan keindahan alam dan budaya untuk meningkatkan quality tourism sebagaimana diamanatkan dalam RPJMN 2020-2024,” ujar Menteri Suharso.

“Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, serta para pelaku usaha akan berkolaborasi meningkatkan kesiapan adaptasi, penerapan protokol kesehatan untuk pencegahan dan penanganan Covid-19, serta peningkatan pemenuhan standar kebersihan, kesehatan dan keamanan layanan pariwisata. Dengan dukungan diplomasi ekonomi ke negara-negara pasar utama pariwisata Indonesia, Pemerintah berharap travel restriction segera berakhir dan kedatangan wisatawan mancanegara dapat segera pulih,” tutup Menteri Suharso. (FIK)
Komentar Anda

Berita Terkini