-->
    |

Bonus Demografi Bisa Jadi Petaka Jika Tidak Disiapkan SDM Unggul

(Anggota Komisi I DPR RI Farah Putri Nahlia saat menjadi narasumber diskusi virtual "Nasib Generasi Muda Sebagai Bonus Demografi Ditengah Pandemi Covid-19)
Faktanews.id - Anggota Komisi I DPR RI Farah Putri Nahlia mengatakan, mulai saat ini diperlukan mempersiapkan sumber daya manusia unggul untuk menghadapi bonus demografi. Literasi digital dan kemampuan teknologi generasi muda harus ditingkatkan, sehingga bonus demografi yang dihadapi bangsa ini tidak menjadi bencana.

"Bonus demografi adalah peluang emas jika dipersiapkan dari sekarang, tetapi bisa menjadi masalah besar jika tidak dipersiapkan dengan matang. Salah satu usaha yang perlu dibekali untuk generasi muda kita adalah kemampuan menggunakan teknologi atau literasi teknologi. Kemampuan menggunakan teknologi menjadi penting karna di zaman modern ini hampir semua lini kehidupan berbasis teknologi," papar Farah.

Hal tersebut disampaikan Farah saat menjadi narasumber diskusi virtual bertajuk "Nasib Generasi Muda Sebagai Bonus Demografi di Tengah Pandemi Covid-19," Minggu (19/7/2020). Penyelenggara diskusi ini adalah Barisan Aktivis Muda (BAM) Indonesia.

Hal yang sama juga disampaikan Faisal selaku Direktur Eksekutif CORE Indonesia Mohammad Faisal. Dia menegaskan bahwa Bonus Demografi pada satu sisi menjadi peluang emas untuk kemajuan ekonomi, tetapi dalam sisi lain jika tidak dikelola dengan baik di tengah Pandemi ini justru akan melahirkan berbagai permasalahan.

"Resesi ekonomi sudah di depan mata. Prediksi ekonomi Indonesia akibat terdampak covid-19 akan negatif atau menurun drastis. Memang bonus demografi bisa jadi peluang emas, tetapi pemuda mengalami masalah cukup kompleks, diantara masalahnya adalah pengangguran dan kemiskinan," katanya.

Sementara itu, Presiden Pemuda Asia Afrika Beni Pramula menjelaskan tentang wadah perjuangan anak-anak muda. Disebutkan Beni, wadah perjuangan anak-anak muda tersebut sangat penting karena kurangnya kepedulian pemerintah terhadap mereka.

"Faktanya kita tidak bisa mengikuti sistem yang di bangun oleh orang-orang tua yang hari ini menjadi elit politik dan oligarki, sebab mereka hanya memikirkan nasib keturunannya saja. Maka dari itu kita membutuhkan wadah penggerak kepemudaan sebagai antitesa dari ketidak berpihakan pemerintah kepada generasi muda, jelas Beni.

Adapun Mentan Ketua Umum PB HMI Saddam Al-Jihad menyampaikan kritikannya kepada anak-anak muda yang tidak mengimplementasikan nilai-nilai pancasila. Dia menjelaskan, bonus demografi bukan semata-mata terkait ekonomi, tapi juga bagaimana nilai-nilai Pancasila diimplemintasikan dalam kehidupan sehari-hari.

"Berbicara soal bonus demografi bukan saja berbicara soal pentingnya ekonomi dan pendapatan negara, tetapi, bagaimana kemudian nilai-nilai pancasila ini bisa benar-benar diimplementasikan dengan lebih baik lagi. Pancasila yang merupakan kesepakatan pendiri bangsa itu sebetulnya bekal kita dala? menjawab tantangan bonus demografi," tukasnya. (FIK)
Komentar Anda

Berita Terkini