-->
    |

Inilah Nama-Nama Akademisi Yang Kecam Pembungkaman Kebebasan Berpendapat

Faktanews.id - Aparat diminta tidak diam terkait bertubi-tubinya peristiwa intimidasi, teror dan ancaman terhadap jurnalis, akademisi, dan aktivis. Hidup di negara demokrasi seperti di Indonesia, kebebasan berpendapat dan berekspresi dijamin oleh kontitusi.

Hal itu disampaikan puluhan aktivis dan akademisi yang tergabung pada NURANI 98. Mereka tidak terima jika kebebasan berpendapat dibungkam di negeri ini.

"Pekan terakhir kita dikejutkan peristiwa-peristiwa ancaman kebebasan. Jurnalis, akademisi, aktivis mengalami teror; mulai dari diretas alat komunikasinya hingga diancam untuk dibunuh. Ketiga peristiwa berturut-turut ini tidak bisa dianggap remeh. Sebab, intimidasi menjurus kekerasan digunakan sebagai instrumen untuk membungkam perbedaan pendapat," ujar Ray Rangkuti, mewakili organisasi NURANI 98, dalam keterangan tertulisnya, Minggu (31/5/2020).

Dalam semangat Reformasi Mei, Ray mengingatkan bahwa jaminan kebebasan berpendapat dan berekspresi merupakan bagian penting visi reformasi. Ketika hak konstitusional warga negara tersebut dalam ancaman, maka ancaman tersebut tidak bisa diletakkan semata sebagai masalah personal.

"Kepublikan dan demokrasi kita terlukai," tandas Ray yang juga Direktur Eksekutif Lingkar Madani Indonesia (LIMA) ini.

Ada lima poin yang disampaikan NURANI 98 terkait peristiwa intimidasi, teror dan ancaman terhadap jurnalis, aktivis dan akademisi itu.

Pertama, teror atas kebebasan mengemukakan pendapat dan pikiran merupakan kejahatan atas nilai reformasi. Keberatan atau ketidaksetujuan atas satu pendapat dan pikiran harus diungkapkan dengan cara beradab. Kebebasan pandangan perlu dijamin dan didorong oleh segenap elemen negara agar pikiran tetap hidup dan demokrasi tidak mati.

Kedua, jika terdapat pikiran atau pendapat yang bertentangan mengandung fitnah, diskriminasi SARA, hoaks dan bentuk-bentuk lain pelanggaran aturan perundang-undangan, seharusnya hal itu diselesaikan melalui mekanisme hukum. Teror terhadap kebebasan berpendapat itu sama kejinya dengan ujaran kebencian, dan upaya saling balas terhadapnya hanya mendegradasi sistem hukum dan keadaban sosial.

Ketiga, terkait dengan dua peristiwa dalam satu minggu ini, kami mendesak aparat penegak hukum untuk segera melakukan penyelidikan, termasuk untuk menemukan pelaku teror berikut motifnya. Bukan saja karena di dalamnya terindikasi unsur tindak pidana, tetapi juga agar tidak terjadi saling tuding dan fitnah atas peristiwa ini.

Keempat, pemerintah harus memastikan bahwa jaminan kebebasan berpendapat dan mengemukakan pikiran itu terlindungi dan terawat baik. Menjamin tetap terawatnya kebebasan --sebagai bagian pokok demokrasi-- adalah tugas pemerintah sepanjang masa, terlepas bahwa pemerintahan mungkin berganti pada periode berlainan.

Kelima, Pun kepada kawan-kawan yang ikut serta dalam gerakan reformasi '98 agar sama-sama memastikan hal ini tidak boleh lagi terjadi. Khususnya kepada kawan-kawan yang sudah masuk dalam lingkaran elite politik, baik di tingkat nasional maupun daerah, kiranya bersatu sikap dan pandangan agar alam kebebasan yang sama-sama kita perjuangkan pada 1998  lalu tidak terdegradasi karena alasan apa pun.

Lalu siapa saja puluhan akademisi yang tergabung dalam NURANI 98 itu. Berikut nama-namanya.

1.Ray Rangkuti (aktivis '98 UIN Ciputat).
2.Arif Susanto (akademisi, aktivis 98).
3. Danardono Siradjudin (presidium FKSMJ 96-97)
4. Jeirry Sumampow
5. Ubaidillah Badrun (Akademisi UNJ)
6. Kaka Suminta
7. A. Wakil Kamal (aktivis ‘98, Ketua Presidium ISMAHI 1996/98)
8. Sarbini (aktivis '98 FKSMJ).
9. Andi Key Kristianto (LSAdi '98).
10. Asep Wahyuwijaya (Sesjen ISMAHI 1996-1998)
11. Iwan Gunawan (aktivis '98, Jakarta).
12. Anthony FK'98 by
13. Suryo AB (Aktivis 98/ Dosen)
14. Boy Rendra ( Aktivis 98/ Untag Jakarta)
15. Jimmy Radjah (FK'98/tukang kopi)
16. Basel (Aktvs 98/UNJ)
17.Sopan Ibnu Sahlan ( Aktiv 98/ UNSAT)
18. Lutfi Nasution ( Aktivis 98 FKSMJ)
19. Asep Supriyatna ( Aktivis 98 Bandung)
20. Adjat Sudrajat (Aktivis 98 Perbanas)
21. Rahmat Zaelani Kiki (aktivis '98, Ciputat).
22. Sebastian Salang (aktivis '98, Jakarta).
23. M. Jusril (aktivis '98, ass sekjen Ismahi 96/97).
24. Abdur Rohman/Omen (aktivis '98, FKSMJ).
25. Kusfiardi (aktivis '98, Yogjakarta).
26. Ajat Sudrajat (aktivis '98, Perbanas)
27. DR. Mahmudi Mulyadhi (aktivis '98, Palembang).
28. Ibeng (aktivis '98, Medan).
29. Raymon LM (aktivis '98, Padang).
Komentar Anda

Berita Terkini