-->
    |

Di Balik Repatriasi Fighters

Faktanews.id - Polemik Repatriasi Combatant ISIS mencuat setelah Menteri Agama Fahrul Razi buka mulut.

"Jika WNI di Wuhan dipulangkan, kenapa Ex ISIS tidak?" kata Mardani Ali Sera dari PKS.

Presiden Jokowi said, "No..!!"

Presiden Donald Trump mendesak Uni Eropa supaya terima ISIS Foreign fighters. NGO Human Rights dan aktifisnya support Trump. Berbagai narasi "humanity" dibangun.

Amerika sedang panen apa yang ditanam. Presiden Ronald Reagan funded Al Qeada dan Taliban. Rekrut hardliner dari Saudi Arabia. Spread Wahabisme. Jadikan mereka sebagai proxy perang lawan Soviet Union.

Amerika menang. Soviet Union gagal menguasai Central Asia, rugi milyaran dolar dan akhirnya runtuh.

Presiden Donald Trump menyatakan Obama & Hillary created ISIS. Sekarang dia kelimpahan masalah. Solusinya sederhana. Export the problem. Dunia mengakui IQ Donald Trump memang di bawah standard.

ISIS's last bastion di Syria runtuh. ISIS dinyatakan tamat. Followernya ditahan dalam camp konsentrasi. Abu Bakar al Baghdadi dikejar.

Dilema muncul setelah Erdogan Turki melakukan incursion ke Syria Utara. Clash antara Kurdish-led Syrian Democratic Forces (SDF) dan militer Turki trigger instabilitas wilayah camp konsentrasi tahanan ISIS.

Ada sekitar 40 ribu foreign fighters ISIS. Lima ribu di antaranya berasal dari Eropa.

Desakan Presiden Donald Trump tidak digubris Uni Eropa. Orang-orang Eropa dan pemerintahnya enggan memulangkan ISIS fighters.

Menteri Luar Negeri Perancis Jean-Yves Le Drian menyatakan, “French nationals who fought for Daesh [ISIS] fought against France. Therefore, they are enemies.”

Eropa memilih strategi externalisation on migration yaitu mempersilahkan calon imigran diproses dan diberi application entry masuk ke negara-negara dunia ketiga seperti Afrika.

Uni Eropa menilai; in contrast to some earlier returnees, fighters in detention now are more likely to be hardcore believers in ISIS’s ideology.

Mereka yang pulang sebelum tewasnya Abu Bakar al Baghdadi diyakini karena tersadar, disillusioned dan kapok. Tapi tidak begitu ceritanya bagi mereka yang saat ini mendekam di camp-camp konsentrasi Syria.

As British defence secretary Ben Wallace has said, “They are the diehards. They are definitely in some cases dangerous.”

Menurut Alex Younger, head of the United Kingdom’s secret intelligence service MI6, combatant yang ingin pulang “are likely to have acquired the skills and connections that make them potentially very dangerous.”

Hal senada dikatakan The Dutch justice minister, Ferd Grapperhaus yang menolak bantuan Amerika merepatriasi 10 Dutchwomen.

"Their return could lead to 'direct risks to the national security of the Netherlands' and other European countries," kata Ferd Grapperhaus.

Seorang perempuan Jerman divonis 5 tahun penjara setelah menikah dengan ISIS fighter dan joining a foreign terrorist organisation.

Iraq sebenarnya menyatakan siap menangani tahanan ISIS. Termasuk mengadakan tribunal dan eksekusi penjaranya.

Tapi semua itu butuh biaya. Iraq minta down-payment $2 billion. Uni Eropa keberatan. Amerika ngga mau tanggung sendiri. Maka Trump sodorkan policy export the problem ke negara masing-masing.


Oleh: Zeng Wei Jian




Komentar Anda

Berita Terkini