-->
    |

Bursah Zarnubi: Jokowi Harus Bangun Satu Desa Satu Perpustakaan

(Bursah Zarnubi saat menjadi pembicara diskusi di Universitas Esa Unggul, Jakarta Barat)
Faktanews.id - Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Perkumpulan Gerakan Kebangsaan (DPP PGK), Bursah Zarnubi, menjadi pembicara diskusi publik bertajuk "Lima Program Kerja Prioritas, Kabinet Indonesia Maju Jilid II: Akankah Menjawab Tantangan Masa Depan Indonesia", di Universitas Esa Unggul, Jakarta Barat, Kamis (21/11/2019).

Pembicara lain adalah Tenaga Ahli Utama KSP, Ali Mochtar Ngabalin, Presiden Mahasiswa UMJ, Dheden Pranata Putra, dan Aktivis Millenial, Ginka Febriyanti Br Ginting. Ratusan mahasiswa hadir pada acara ini.

Dalam kesempatan itu, Bursah meminta presiden Jokowi membangun perpustakaan di seluruh Indonesia, tingkat desa. Menurut dia, pembangunan perpusatakaan di tingkat desa tersebut dalam rangka mencerdaskan semua anak bangsa dan memajukan peradaban bangsa.

"Saran saya sama pak Jokowi bangun satu perpusatakaan satu desa biar masyarakat kita bisa membaca. Kira-kira dananya satu perpustakaan Rp 5 milyar. Itu sudah 50-60 ribu judul buku," ujar Bursah.

Menurut Bursah, perpustakaan di tingkat desa tersebut nantinya dapat mempermudah meningkatkan literasi generasi muda untuk memperluas wawasan dan menambah khasanah ilmu pengetahuan. Bursah berujar, syarat majunya sebuah bangsa tak lepas dari perkembangan sains dan teknologi.
"Jadi harus ada pengorbannan. Kalau tidak, nanti akan terjadi culture gap atau kesenjangan peradaban antara kota dan desa," katanya.

Menurut Bursah, pembangunan perpustakaan tingkat desa tersebut sesuai dengan pernyataan Jokowi untuk memprioritaskan pembangunan di pemerintahannya. Salah satunya, Jokowi menekankan pembangunan sumber daya manusia unggul.

Untuk menciptakan sumber daya manusia unggul, kata Bursah, tidak lepas dari perkembangan sains dan teknologi. Sebuah bangsa yang tak tidak bisa melakukan inovasi dengan cara mengikuti perkembangan sains dan teknologi maka negara tersebut tidak akan bisa menjadi negara maju dan beradab.

"Sekuat-kuatnya spriritual suatu bangsa dan ideologi, kalau tidak memulai perkembangan sains dan teknologi suatu bangsa tak akan kemana-kemana, bahkan mengalami kehancuran," katanya.

Menurut Bursah, sains dan teknologi dapat mengintegrasikan kota dan desa. Maka dari itu, lanjut Bursah, pemerintah harus bisa memanfaarkan perkembangan sains dan teknologi, selain membangun ingrastruktur, untuk menyelesaikan problematika negara ini.
"Karena pada tahun 2050 Indonesi akan menjadi negara besar nomor empat di dunia, setelah Cina, Amerika Serikat, India dan Indonesia. Penduduk kita nanti diprediksi akan mencapai 330 juta jiwa pada tahun 2050," tandas dia.

Karena itu, Bursah menambahkan, bonus demografi yang ada saat ini harus dimanfaatkan semaksimalkan mungkin sehingga cita-cita Indonesia menjadi negara besar nomor empat di dunia bisa terwujud. 

"Kalau tidak bisa memanfaatkan bonus demograsi maka kita akan mengalami petaka sosial," katanya.

Hal yang sama juga disampaikan Tenaga Ahli Utama KSP, Ali Mochtar Ngabalin. Dia mengaku sepakat dengan usulan Bursah Zarbubi yang mendorong pemerintah membangun perpustakaan tingkat desa.

"Kalau bisa bukan cuma satu. Tapi dua sampai tiga perpustakaan ada di satu desa," katanya.

Menurut Ngabalin, perpustakaan di tingkat desa dapat mengejar ketertinggalan anak bangsa dalam meningkatkan literasi. Kualitas seseorang dapat dilihat dari kualitas pengetahuan dan tingkat literasinya. Dia mencontohkan tingkat literasi penduduk negara-begara Eropa.

"Teman-teman di Eropa itu meningkatkan luterasi. Dan Itu ada di al quran, "Iqro". Literasi itu meningkatkan kualitas diri. Tapi moral harus menjadi stadar terpenting. Ini tak boleh diaikan karena kalau kita tak menjaga moral dan etika, ini akan menyebabkan peradaban kebangsaan hancur," katanya. (RF)

Komentar Anda

Berita Terkini