-->
    |

Narasi Para Ampas Politik

Faktanews.id - Ada residu TKN 01 dan BPN 02. Obyektif Mereka; Melemahkan Megawati sekaligus menendang Prabowo keluar arena politik. Modusnya; The politics of hatred.

Residu TKN 01 hendak mempertahankan status quo. Poros Jokowi-Megawati-Prabowo bisa mengubah landscape politik.

Sayap kiri Residu BPN 02 hanya memuaskan amarah. Sayap kanan pura-pura dukung Prabowo tapi menyiapkan figur baru. Tendang Jokowi dan Prabowo sekaligus. Satu batu bunuh dua ekor burung. All at once.

Residu lain adalah oknum Partai Demokrat. Mereka membangun narasi Jokowi dan Megawati hina Prabowo di Kongres Bali. Narasi itu menyatakan Prabowo pura-pura diundang hanya dijadikan "badut politik".

Narasi jahat ini ditelan kaum sumbu. Enggan mikir. Full of anger. Rasis. Politics of hatred.

Mentalitas Gerombolan dan Psikologi ikut-ikutan diexploitasi abis. Target narasi ini adu domba. Mereka tak ingin PDI-Perjuangan dan Gerindra membangun poros kuat di pilkada 2020. Di tengah jalan, Jokowi-Makruf bisa dijatuhkan.

Residu hitam nyerang Jokowi dan Megawati. Seolah menjadi "Pendukung Prabowo". Padahal tidak ada instruksi serang. Apalagi secara brutal dan tidak etis. Mereka adalah kelompok politics of hatred.

Mereka pula yang menyebabkan Paslon 02 kalah di Bali, NTT dan daerah minoritas lain.

Prabowo-Sandi berulang kali menyerukan "Jangan mainkan kartu SARA". Mereka ngga patuh.

Alhasil, isu khilafah dan radikalisme nancep di kepala minoritas. Baru kali ini elemen NU bersatu hadapi "common enemy". Yeni Wahid ngga keberatan satu kubu dengan Panglima Santri Cak Imin. Mereka tidak benci Prabowo-Sandi secara pribadi.

Seandainya para pemain politik kebencian ini marah akibat kalah telak di Bali mbok ya jangan ngipas-ngipas dan tunggangi Prabowo.

Oleh: Zeng Wei Jian
Komentar Anda

Berita Terkini