-->
    |

Ma'ruf Amin Kembali Gelorakan Persatuan dan Kerukunan di Jawa Tengah

Faktanews.id - Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PW NU) Jawa Tengah menggelar Halaqoh Kebangsaan Dan Halal Bihalal di Hotel Crowne Plaza Kota Semarang, Rabu (20/6/2019). Cawapres Nomor 01 KH Ma'ruf Amin hadir pada ini.

KH ma'ruf yang juga Mukhtazar PBNU memberikan sambutan pada acara yang dihadiri 300 an peserta ini. Dia menggelorakan soal pemahamam moderat tentang persatuan dan kerukunan antara anak bangsa. Menurutnya,  paham moderat menjadi mainstream, masyarakat harus terus menggaungkan persatuan kesatuan dan kerukunan. Halakat gerakan-gerakan yang ekstrim dengan memaksakan kehendaknya, harus diluruskan sehingga tidak menimbulan kegaduhan.

"Harus menjaga negara dari orang-orang yang mencederai kebhinekaan, kesepakatan NKRI dibangun melalui Pancasila yang berlandaskan Ketuhanan YME," ujar Ma'ruh.

Memurut dia, Pancasila sebagai ideologi sudah final sehingga paham lain, seperti paham khalifah tidak boleh masuk ke negara yang kaya akan sumber daya alam dan dihuni sekitar 260 juta jiwa ini. Kenapa khilafah di tolak di Indonesia, Ma'ruf menegaskan karena sistem yang dianut tertolak dengan sendirinya karena menyalahi kesepakatan para ulama terdahulu.

"Upaya persuasif NU harus bisa menjaga NKRI, NKRI adalah harga mati karena sudah final, Islam yg utuh yaitu Islam nusantara jangan ada yang membenturkan dengan pemikiran kebangsaan dan kenegaraan," tukasnya.

Selain itu, Ma'ruf mendorong pemberdayaan dan kesejahteraan umat. Juga perlu didorojg untuk disinergikan untuk saling menguatkan satu sama lain. Di sini, kata dia, para ulama punya tanggung  jawab untuk menyatukan dalam bidang keagamaan.

"Jangan sampai menjadi paham radikal, dan interoleransi," katanya.

Di tempat yang sama, Juru Bicara Badan Intelijen Negara (BIN), Wawan Hari Purwanto menyampaikan soal keamanan nasional. Dia menyebut bahwa Indonesia masuk 10 besar negara teraman di dunia.

"Pada perkembangan Pemilu masyarakat tidak usah kwatir, karena negara ini sudah berpengalaman dalam menyelesaikan permasalahan atau sengketa dalam tiap tahapan Pemilu 2019. Perbedaan adalah rohmah jangan terlalu diperdebatkan, justru hal tersebut akan menambah kekayaan pengetahuan dan sesuai dengan asas Bhineka Tunggal Ika," katanya.

Dia menambahkan bahwa ulama tidak bisa dipisahkan dalam membangun keutuhan NKRI. Dia mencontohkan soal adanya ulama yang pernah menjadi Presidwn dan kini menjadi Wapres, seperti Ma'ruf Amin, kendati masih dalam proses sengketa di Mahkamah Konstitusi (MK).

"Indonesia yang susah dihilangkan itu masalah keyakinan, maka dari itu jangan memaksakan keyakinan yang belum sesuai sama dengan orang lain. Indonesia merupakan negara yang disegani oleh negara-negara lain, karena banyak ilmuan diluar negeri ternyata mayoritas penduduk asli Indonesia," katanya.

Untuk diketahui, hadir pada acara ini adalah Pengasuh Ponpes Giri Kusumo Demak KH. Munif Muhammad Zuhri, Ro'is Syuriah PWNU Jateng KH. Ubaidillah Shodaqoh, Ketua PWNU Jateng KH. Drs. Muzammil, Wagub Jateng Taj Yasin Maimoen, Kapolda Jatemt Irjen Pol Rycko Amelza Daniel, Kabintal Kodam IV/Diponegoro Kolonel Inf. Bambang Yudi, Ketua MUI Jateng dan KH. Ahmad Daroji, Ketua FKUB Jateng Taslim Syahlan. (RF)
Komentar Anda

Berita Terkini