-->
    |

Jenggala Otomotif Militan Soroti Persoalan Otomotif Indonesia

(Syamsuddin Radjab saat memberikan sambutan pada acara "Talk Show Otomotif for NKRI" di Jakarta)
FaktaNews.id - Direktur Eksekutif Jenggala Center, Syamsuddin Radjab menjadi pembicara "Talk Show Otomotif for NKRI" di bilangan Menteng Jakarta Pusat, Minggu (10/3/2019).

Dia mamaparkan soal problematika otomotif Indonesia. Menurutnya, otomotif bukan saja persoalan hobi, tapi lebih dari itu, otomotif berkaitan periwisata, industri baja nasional, dan geopolitik Internasional.

"Jepang, Cina dan Korea Selatan, menjadi negara kuat karena salah satu faktornya adalah otomotifnya kuat," tandas Syamsuddin yang akrab disapa Ollenk.

Dia lantas menyinggung tidak adanya produk mobil nasional (Mobnas) Indonesia. Menurutnya, tidak adanya Mobnas bukan karena pemerintah tidak mampu memproduksi Mobnas.

"Tapi ini problemnya adalahl political will, soal kemauan atau tidak. Tenaga ahli dan teknisi kita banyak," katanya.
Lebih lanjut, Ollenk juga memberikan saran kepada komunitas Moge. Dia menyampaikan ada tiga perspektif terkait tahapan otomotif yang bukan sekedar hobi.

Tahapan pertama adalah tahapan berkumpulnya pecinta moge di suatu ruang dan waktu. Tahapan kedua adalah gerakan bermasyarakat.  Dan tahapan ketiga adalah bermanfaat dalam mengedukasi masyarakat.

"Harus bermanfaat untuk memberikan contoh bagi kepatuhan berlalu lintas, kegiatan-kegiatan sosial," katanya.

Di tempat yang sama, Ketua Jenggala Otomotif Militan, Mr. Irianto menyampaikan tidak adanya peraturan yang mempebolehkan Moge memasuki dan melewati jalan tol. Padahal, kata dia, apabila Moge diperbolehkan melewati jalan tol, hal itu dapat meningkatkan perekonomian nasional.

Dia mengaku sudah berkeliling Eropa. Pada kesemptannya itu, Irianto kerap mengajak komunitas Moge dunia berkunjung ke Indonesia. Tapi sayang, kata Irianto, Indonesia di mata komunitas Moge Internasional dipandang sebelah mata karena mereka hanya melihat jalanan di Jakarta yang serba macet, banyaknya pelanggaran lalu lintas serta tidak bisanya Moge melewati jalan tol.

"Padahak kalau Moge bisa masuk jalan tol itu ikut meningkatkan devisa karena mereka akan datang. Saya ajak teman-tema bule di sana, ayo main ke negara saya (Indonesia). Negara kita bagus. Apa dia bilang, "negara kamu itu negara neraka" karena dia hanya lihat yuotube yang ada jakarta. Lawan arah. Ini negara apa katanya," tandasnya.

Irianto juga menyangkan stigma masyarakat kepada komunitas Moge. Padahal, pencinta Moge juga sudah kerap membantu masyarakat dalam berbagai kegiatan sosial.

"Kami beri sumbangan ke yatim piatu, anak-anak duafa, kita melakukan bedah rumah-rumah masyarakat yang tidak mampu," katanya. (RF)
Komentar Anda

Berita Terkini