-->
    |

Fahri Hamzah: Maafkan, Kekalahan Menanti Petahana

(Logo Pemilu 2019
FaktaNews.id - Pelakasanaan Pemilihan Presiden (Pilpres) semakin dekat. Dua pasangan Capres-Cawapres Jokowi-Ma'ruf dan Prabowo-Sandi terus menggalang kekuatan untuk meraih suara, agar keluar sebagai pemenang pada Pilpres nanti.

Elektabilitas dua paslon, berdasarkan sejumlah lembaga survei, seperti Charta Politika pada 22 Desember 2018 hingga 2 Januari 2019 mengalami peningkatan. Charta Politik menyebut elektabitas Jokowi-Ma'ruf 53,2 persen suara.

Sedangkan Prabowo-Sandiaga mendapat 34,1 persen suara. Sementara, 12,7 persen responden lainnya memilih tidak tahu harus memilih siapa, atau tidak memberikan jawaban.

Wakil Ketua DPR RI, Fahri Janazah mengatakan sudah tidak akan ada survey yg menggembirakan bagi petahana. Tend stagnan dan penurunan elektabikitas akan terus berjalan, apalagi isu “agama” muncul lagi. Orang perlu keadilan dan kepastian hidup malah pemerintah sibuk membela diri dengan isu agama. Bunuh diri!.

Menurut Fahri, dirinya sejak awal mengkritik, dimana petahana sudah salah langkah dalam kasus Ahok bukan malah dihentikan malah diteruskan. Dia lantas mengaku heran kenapa isu agama ini terus dibuat ya? Terakhir ABB, padahl, lanjut dia, kalau Pilpres diwarnai debat prestasi maka petahana akan lebih untung, atau jangan- jangam tidak ada prestasi.

"Itu akhirnya menjadi keraguan orang..kenapa justru pemerintah masuk terus ke isu agama yg sensitif. Padahal agama itu gak bisa geser, kalau sudah soal iman orang susah berubah pilihan. Kalau soal prestasi dan harapan masa depan itu bisa diperdebatkan. Harus itu fokusnya," ujar Fahri melalui akun Twitter miliknya, Rabu (30/1/2019).

Fahri menyebut, Ahok kalah dalam Pilkada DKI karena debat prestasi dibelokkan oleh kampanye agama yang terus menerus sinis, berusaha mengasosiasikan orang beragama khususnya Islam sebagai persoalan.

"Akhirnya, prestasinya yang katanya segudang hilang. Atau jangan2 inilah masalah dalam perang citra?," katanya.

"Maksud saya, jangan2 karena gak sanggup mempaket prestasi lalu sibuk mengolah pencitraan? Kasus pelepasan ABB adalah contoh konyol bagaimana citra akhirnya menyerang balik. Lagi2 petahana rugi besar. Sekarang keputusan apapun jelek buat petahana. Ini terjadi terus," tandas dia.

Fahri menambahkan bahwa mengingat kekalahan Ahok akhirnya dapat diangkat dalam pOla teori kekalahan yang sama pada kedua sahabat ini. Menurut dia, Jokowi akan kalah seperti kekalahan Ahok. Sederhana, kata dia, karena teori mengelola isu juga sama. Master Mind-nya sama. Mereka tidak sanggup keluar dari jebakan isu agama.

"Rasa bersalah sejak memimpin DKI dan memimpin RI dengan narasi konflik ideologi telah menyebabkan petahana tidak bisa keluar dari keharusan simbolik. Inilah sebab pemilihan cawapres dan juga terus menjadi sebab tidak percaya diri bahwa petahana cukup “Islam” untuk menang," tambah Fahri.

Fahri kemduian memberi nasehat vulgar kepada petahana yang nampaknya tidak lagi bIsa menguasai tim dan lingkar terdalamnya. Masing-masing punya agenda dan melapor "asal bapak senang".

"Semua rencana menang salah dari awal. Maafkan. Kekalahan menanti petahana," tutup Fahri. (RF)


Komentar Anda

Berita Terkini