"Kami menilai barang haram tersebut dapat merusak masa depan bangsa khususnya generasi muda yang ada di daerah Nusa Tenggara Barat. Dan kami melihat pulau yang sangat kaya dengan eksotic pantainya sarat dimanfaatkan oleh peredaran barang haram tersebut," ujar Parwadi dalam keterangan persnya, Senin (3/8/2020).
Dia mengaku prihatin terkait maraknya peredaran narkoba di NTB. Pemerintah NTB, kata dia, diharapkan memperhatikan secara serius untuk menyelamatkan generasi muda NTB dari bahaya narkoba.
"Adapun harapan kami untuk para pegiat anti narkoba dalam hal ini organisasi kepemudaan, tokoh agama, ormas dan senat kampus untuk bersama sama meminimalisir peredaran barang haram tersebut demi menjaga pulau yang digaungkan seribu mesjid," tandasnya.
Diberitakan sebelumnya, Direktorat Reserse Narkoba (Ditresnarkoba) Polda NTB berhasil menggagalkan peredaran narkoba 2 kg jenis sabu. Ada empat orang yang ditangkap dalam kasus ini. Mereka adalah MF alias Panji (37thn), LRM alias Lita (24thn), dan RS alias Ayu (24thn).
Sementara satu lainya merupakan warga NTB yakni inisial M alias Gemok (40thn). Dan satu tersangka terpaksa dilumpuhkan dengan timah panas karena berusaha melawan petugas saat akan ditangkap. (MMA)
