-->
    |

Menjemput Resesi: Berharap kepada Wong Cilik

Faktanews.id - Menkeu Sri Mulyani memberi warning, bahwa perekonomian nasional sedang bergerak ke jurang resesi ekonomi yang dalam. Menkeu juga mengatakan bahwa harapan akan tumpuan perekonomian agar dapat pulih kembali, tergantung kepada Usaha Kecil dan Konsumsi masyarakat.

Mungkin sudah suratan takdir demikian, bahwa setiap negara sedang dalam bahaya apakah itu karena resesi ekonomi atau ancaman perang, beban selalu diberikan kepada "wong cilik". Namun disaat situasi membaik, "wong cilik"  ini tidak pernah diberi proporsi yang sesuai dengan jerih payah mereka menahan beban tadi, agar negara tidak ambruk. Di masa normal, wong cilik diperlakukan seperti budak yang tidak memiliki harkat sama sekali. Ketika ada kua pembangunan mereka dilupakan. Ketika mereka menuntut keadilan mereka jusrru terzalimi. Ketika mereka mengingatkan penguasa supaya mematuhi prinsip-prinsip dalam bernegara mereka akan di beri cap/label sebagai teroris, anti pancasila atau anti NKRI.

Tapi bagaimana kalau tiba-tiba di masa krisis wong cilik ini mengatakan, biarlah...!sekali-sekali mari kita menderita sama-sama...supaya kalian paham arti penderitaan.!

Narasi seperti itu barangkali ada pada sebagian wong cilik, tapi mungkin cinta mereka kepada keluarganya, kepada bangsanya, mengalahkan rasa sakit hatinya kepada penguasa. Kecintaannya kepada negeri yang dibangun leluhurnya, tumbuh dan mengalir dalam darah disekujur tubuhnya. Penolakannya kepada panggilan Bangsa dan Negara, disaat sedang susah, hanya akan menambah kepedihannya. Itulah wong cilik, berbeda dengan para pengusaha besar, yang besar dalam segalanya, termasuk besar utangnya, hingga menyeret negara dalam resesi. Wong cilik berbeda dengan polisi yang melindungi buronan koruptor; atau berbeda dengan Menteri yang juga sambil membesarkan usahanya, dia lebih mengutamakan warga negara asing memperoleh pekerjaan di negeri dimana wong cilik mereka tindas, demi kebesaran usaha pribadinya.

Maka benar, Menkeu Sri Mulyani ketika tumpuan dan harapan pemilihan ekonomi itu diserahkan kepada para pengusaha kecil. Benar itulah yang benar.

Semoga resesi ekonomi tidak terlalu parah, mendalam dan menyebabkan tumbangnya para pembesar dibidang usaha, maupun di bidang politik.

Harapan wong cilik tidak lebih dan tidak kurang, cintailah bangsa kita. Cukuplah itu untuk membalas ketulusan para wong cilik.

Oleh: Hasanuddin

(Penulis Tinggal di Depok, Jawa Barat)
Komentar Anda

Berita Terkini