Faktanews.id - Ketua Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia, Komisariat Universitas Islam As-Syafi'iyah (PMII UIA) Cabang Jakarta Timur, Erlangga Abdul Kalam menyanyangkan insiden perkelahian antara Habib Umar Assegaf dengan petugas Satpol PP serta polisi di check point Pembatasan Sosiap Berskala Besar (PSBB) Exit Tol Satelit Surabaya, Jawa Timur.
Video perlawanan Habib Umar Assegaf kepada Satpol PP dan aparat kepolisian tesebut viral di media sosial. Arlangga mengatakan, tidak sehararusnya ulama seperti Habib Umar Assegaf melawan petugas di saat semua pihak bersatu melawan pandemi wabah virus Corona atau Civid-19.
"Seharusnya peran mereka (Ulama, Umaro) itu bisa bersatu melawan Pandemi Covid19 ini bersama. Dengan cara misalkan, umaro membuat kebijakan soal kesehatan, ulama mengikuti lalu ikut menenangkan keadaan. Sukur-sukur bantu mendo'akan. Sebab kan kapasitas masing-masing diri kita mengenai covid19 ini sangat terbatas. Hargailah keputusan yang bersifat maslahat, toh demi kesehatan diri kita juga. Bukankah kita semua ingin sama-sama segera keluar dari Pandemi ini? Mari saling support, mari saling bantu, mari saling jaga. Bukan justru memperkeruh situasi! Terlebih lagi kan peran keduanya sama-sama memiliki power yang kuat," ujar Erlangga dalam keterangan tertulisnya, Jumat (22/5/2020).
Menurut Erlangga, Habib Umar Assegaf tidak semestinya melawan petugas karena jika aparat kepolisian memproses hukum Habib Umar Assegaf nantinya bisa ditafsir masyarakat awam sebagai intimidasi dan kriminalisasi kepada ulama.
"Padahal jika kita mau tilik secara objektif, akar permasalahannya itu bukan pada pertengkarannya, tapi pada bagaimana kronologis pertengkaran itu bisa terjadi," katanya.
Dia berharap peristiwa baku hantam antara Habib Umar Assegaf dan Satpol PP serta personel kepolisian tidak terulang di tempat lain. Dari pada melawan petugas, Erlangga mengajak semua elemen anak bangsa bersatu melawan pandemi Covid-19.
"Mari kita objektif dalam menilai setiap persoalan, jangan mudah terprovokasi agar tidak mudah di adu domba. Serta lawan Covid19 ini secara bersama," tukasnya.
Lebih lanjut, Erlangga menambahkan bahwa Kasat Lantas Polrestabes Surabaya, AKBP Teddy Candra sudau menjelaskan perihal perkelahian antara Habib Umar Assegaf dengan Satpol PP dan personel kepolisian itu. Diseburkan, insiden bermula dari mobil sedan bernopol N 1 B yang hendak masuk ke Surabaya, kemudian Petugas memberhentikan lajunya di ceck point Exit Tol Satelit. Saat Petugas sedang melakukan pemeriksaan tersebut, petugas menemukan bahwa didalam mobil sedan tersebut mengangkut 5 orang.
"Dan tentu hal itu sudah melanggar aturan PSBB. Pasalnya, kapasitas mobil dalam aturan PSBB itu hanya diperbolehkan mengangkut 50% saja. Jadi kalau mobil sedan ya kapasitasnya paling hanya bisa mengangkut 2/3 orang untuk sementara ini," tambah dia.
Menurut Erlangga, wajar petugas menegur Habib Umar Assegaf dan meminta supirnya untuk segera putar balik, karena sanksi bagi pelanggar PSBB hanya berbentuk teguran persuasif. Tapi Habih Umar Assegaf tidak terima teguran petugas. Sebaliknya, dia malah menyerang petugas.
"Kemudian ada yang sengaja mendokumentasikan moment tersebut lalu vidionya diunggah dan viral. Jahatnya banyak juga pihak-pihak yang memangkas/memotong vidio tersebut demi kepentingan," katanya. (Ans)
Komentar Anda