-->
    |

Fahira: Yang Harus Diberi Insentif Kesiapsiagaan Pencegahan Virus Corona, Bukan Influencer

Faktanews.id - Kekhawatiran potensi pandemi yang disebabkan oleh Virus Corona COVID-19 harus menjadi perhatian serius semua negara termasuk Indonesia. Terlebih kini, selain China, virus ini sudah merebak ke beberapa negara dunia salah satunya Korea Selatan. Pemerintah Korea Selatan meningkatkan status kewaspadaan menjadi “Red Alert” dan ditetapkannya wilayah Daegu dan Gyeongsangbuk-do sebagai “Special care zones” karena lonjakan angka paparan virus corona.

Bahkan virus ini dilaporkan telah muncul di wilayah Eropa. Italia dinyatakan sebagai wabah terburuk di luar Asia kerena jumlah kematian yang terus bertambah. Bahkan, dari berita yang sudah terkonformasi Wakil Menteri Kesehatan dan anggota parlemen Iran dinyatakan positif terjangkit virus corona. Iran sendiri saat ini sedang berjuang mengendalikan wabah corona yang sejauh ini sudah memakan 16 korban jiwa.

Anggota DPD RI Fahira Idris mengingatkan Pemerintah agar berpikir lebih strategis dan logis dalam melihat kondisi yang sedang terjadi di dunia saat ini terkait potensi pandemi global akibat penyebaran Virus Corona COVID-19. Bagi Indonesia strategi paling strategis di tengah penyebaran virus corona yang saat ini semakin meluas adalah mengerahkan semua sumber daya termasuk keuangan untuk meningkatkan kesiapsiagaan pencegahan virus corona agar tidak masuk ke semua wilayah Indonesia.

Saat ini Korea Selatan sudah merasakan dampak—terutama pariwisata—akibat masuknya virus corona ke wilayah mereka. Salah satunya berbagai negara sudah membatasi bahkan melarang penerbangan dari dan ke Korea Selatan.

Menurut Fahira, saat sebuah negara sudah terinfeksi virus corona, maka bukan hanya pariwisata yang akan terancam tetapi semua sektor kehidupan. Dirinya mengakui agak susah mencerna kebijakan pemerintah yang akan menggelontorkan dana besar hingga ratusan miliar rupiah untuk promosi, kegiatan dan influencer pariwisata di tengah kekhawatiran warga dunia akan pandemi global.

“Harusnya yang saat ini diberi intensif besar adalah adalah kesiapsiagaan pencegahan untuk memastikan virus corona tidak masuk dan menginfeksi Indonesia. Tentu kita semua berdoa, tidak ditemukan satupun kasus virus corona di Indonesia, tetapi doa ini harus ditindaklanjuti dengan tindakan dengan mengerahkan semua sumber daya termasuk keuangan agar kita punya program dan perangkat yang tepat dan mutakhir mencegah masuknya virus ini, dan saya belum melihat kebijakan ini menjadi prioritas pemerintah,” tukas Fahira di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta (26/2).

Fahira Idris mengungkapkan, uang sebesar apapun yang akan digelontorkan untuk mempromosikan pariwisata Indonesia dan berbagai kebijakan memberikan berbagai intensif bagi para wisatawan tidak akan berdampak besar selama warga dunia masih dikhawatirkan akan peningkatkan pesat kasus corona di luar China.  Saat ini warga dunia dipastikan akan mengurangi bahkan menghentikan perjalanan ke luar negaranya masing-masing terutama untuk wisata.

“Nanti setelah virus corona ini benar-benar bisa dikendalikan, silahkan jika mau jor-joran mempromosikan pariwisata kita agar target-target bisa tercapai. Tapi yang harus kita lakukan saatnya ini memfokuskan semua sumber daya agar Indonesia tidak terinfeksi. Karena sekali saja ada kasus corona maka semua sektor kehidupan ekonomi kita akan terganggu. Untuk itu saya memohon kepada pemerintah untuk fokus memberikan insentif agar bangsa ini punya program dan perangkat yang tepat dan mutakhir mencegah masuk virus Corona,” pungkas Wakil Ketua Badan Pengkajian MPR RI ini. (RF)


Komentar Anda

Berita Terkini