-->
    |

Jejak Peradaban Di Nusantara

Faktanews.id - Saya lagi berpikir, setelah membaca dan menyimak sejumlah video di YouTube tentang, jejak peradaban di Nusantara, yang jauh lebih tua dari peradaban sumeria, atau Mesopotamia. Jejak peradaban di Nusantara kita ini diperkirakan telah ada sekitar 10000 tahun yang lampau, dengan situs di Gunung Padang, Cianjur.

Hal menarik bahwa kemiripan bangunan kuno di Gunung Padang itu, dengan bangunan suku pra Inca di Peru. Pra Inca itu, peradaban sebelum peradaban suku Inca atau suku Maya di Macchu Picchu, yang diperkirakan se-era dengan mesopotamia.

Bukti pra sejarah, di gunung Padang itu, yang masih berupa peradaban megalitikum, juga dapat menjadi alasan bahwa peradaban Nusantara lebih tua dari peradaban dunia lainnya, yang pernah ditemukan. Sehingga wajar jika alur sejarah dunia, mulai berubah, yang dulunya dikatakan bahwa Timur Tengah terutama kawasan antara sungai Tigris dengan sungai Eufrat merupakan kawasan peradaban tertua, sudah saat di koreksi bahwa peradaban tertua itu adanya di Sunda (Gunung Padang).

Proses geologis (letusan gunung dan gempa tekntonik berskala besar) terbentuknya pulau pulau di Nusantara, memang masih debatable. Ada yang berpendapat bahwa pulau pulau di Nusantara ini dulunya menyatu dengan benua Asia. Terutama pulau Sumatera, Kalimantan dan Jawa. Sehingga pesisir pantai terluar dari Benua Asia puluhan ribu tahun yg lampau memang adalah pulau Jawa.

Pendapat lain mengatakan bahwa pulau pulau di Nusantara terpisah dari benua Asia, karena mencairnya es di kutub Utara dan Selatan, sehingga air permukaan laut terus naik dan membuat daerah daerah rawa yang rendah tertutupi air (menjadi laut).

Namun, saya kira kedua pendapat itu mesti digabungkan. Ada pergeseran lempeng yang disebabkan letusan dahsyat gunung-gunung berapi, dan juga karena pencairan es di kutub Utara dan Selatan.

Keduanya memberi kita peringatan bahwa zona yang kita diami sangat rentan dengan kedua gejala alam tersebut.

Disisi lain, jejak peradaban tersebut membuat kita mesti bangga bahwa nenek moyang kita, bukanlah dari jauh seperti teori sebelumnya. Namun, bisa jadi nenek moyang kitalah yang berekspansi ke benua lain di muka bumi ini. Sehingga kita pantas untuk merasa memiliki superioritas genetik (RAS) dan bukan sebaliknya, memiliki inferioritas ras.

Dalam Al-Quran memang disebutkan bahwa banyak negeri-negeri terdahulu dengan peradaban yang telah maju (dizamannya), telah di musnahkan Allah disebabkan karena keingkaran mereka kepada Allah.

Informasi tersebut mesti kita pahami, bahwa nenek moyang kita mewariskan dua warisan peradaban. Peradaban disaat mereka masih bertauhid, dan peradaban disaat mereka ingkar kepada Allah.

Kemajuan peradaban mereka capai dalam kerangka paradigma tauhid, dan kehancuran peradaban mereka temui akibat Kemusyrikan yang melanda negeri.

Tentu, tanpa mesti dijelaskan lagi, mana dari warisan nenek moyang kita itu yang mesti kita tiru.

Al-Quran juga mengatakan bahwa perkataan-perkataan yang benar (al-Haq) lebih baik dari perkataan yang bathil, dan sesungguhnya perkataan yang bathil itu pasti mendatangkan kebinasaan.

Perkataan yang Haq menurut Al-Quran itu adalah Laa Ilaha Illa Allah, atau tauhid dan yang bathil itu mengatakan bahwa ada sekutu, atau tuhan tuhan selain Allah atau musyrik.

Perkataan bathil pasti binasa. Atau mendatangkan kebinasaan.

Berdasarkan ayat itu, kita bisa percaya bahwa petuah-petuah kuno, baik yang ditradisikan secara lisan, maupun yang ditemukan dalam jejak jejak peradaban kuno seperti prasasti pastilah relevan atau sejalan dengan tauhid.

Sebab itu, kita sangat banyak menemukan tradisi lisan di Nusantara ini yang usianya entah sudah berapa ribu tahun lamanya, yang memiliki hikmah kebijaksanaan yang tinggi, dan sebab itu sejalan dengan tauhid, dan apapun yang tidak bertentangan dengan tauhid itu adalah Islam.

Oleh: Hasanuddin

(Mantan Ketua Umum PB HMI)
Komentar Anda

Berita Terkini