-->
    |

Cak Imin Tekankan Pentingnya Dialog Budaya Antar Negara

Faktanews.id - Menjadi keynote speaker dalam acara pertemuan partai politik seluruh dunia yang tergabung dalam Centris Democracy Internasional (CDI), Ketua Umum Prtai Kebangkitan Bangsa, Abdul Muhaimin Islandar menekankan pentingnya mengelolan perbedaan dan dialog damai untuk mencegah terjadi konflik kekerasan antar negara.

"Jika umat manusia tidak menemukan landasan bersama untuk mengelola perbedaannya melalui dialog damai, letusan konflik kekerasan tidak akan terhindarkan, seperti yang telah kita saksikan terjadi di seluruh dunia saat ini. Di mana pun kita mengalihkan pandangan, kita melihat agama, termasuk Islam, diperalat sebagai senjata untuk melayani tujuan dan agenda duniawi. Ini merupakan ancaman luar biasa bagi kemanusiaan dan bagi peradaban secara keseluruhan," ujar Cak Imin di Hyat regency, Yogyakarta, Jumat (24/1/20).


Cak imin menilai, amarah dan kebencian bisa menyebar dengan cepat dan bisa mengguncang negara-negara dunia ini disebabkan adanya konflik nilai-nilai dan benturan budaya yang dipicu oleh globalisasi.


"Kita hidup di masa ketika batas-batas geografis dan jarak fiisik tidak lagi menghalangi orang untuk saling bersinggungan kapan saja di seluruh dunia," ungkapnya.


Mengutip pernyataan gus dur yang ditulis dalam artikel tahun 2005 yang diterbitkan di wall street journal, Yang menyatakan bahwa seluruh peradaban modern yang dibangun atas fondasi ekonomi dan teknologi yang oleh para teroris hendak diruntuhkan seperti gubug-gubug nelayan ditelan tsunami.


"Hanya dua bom kecil yang ditempatkan dengan baik bias menghancurkan ekonomi pariwisata Bali pada tahun 2002 dan mengirim banyak penduduknya kembali ke sawah dan keluar ke laut, untuk mengisi perut kosong mereka. Apa yang akan menjadi efek dari krisis ekonomi global setelah serangan yang jauh lebih dahsyat dibandingkan dengan Bali dan 9/11?," ujar Cak Imin.

Berlandaskan hal tersebut, Cak Imin menegaskan pentingnya membangun dialog lintas agama, lintas negara dan kebudayan untuk menciptakan harmonisasi dan kedamaian dunia.

"Sudah waktunya bagi orang-orang yang beritikad baik dari setiap agama dan bangsa untuk mengakui bahwa bahaya mengerikan mengancam umat manusia. Kita tidak dapat melanjutkan 'bisnis seperti biasa' dalam menghadapi ancaman eksistensial ini. Sebaliknya, kita harus mengesampingkan pertengkaran internasional dan partisan kita, dan bergabung bersama untuk menghadapi bahaya yang ada di depan kita," tukasnya. (RF)
Komentar Anda

Berita Terkini