-->
    |

Adu Kuat Amien Rais vs Zulhas, Adakah Poros Tengah?

Faktanews.id - Hubungan Amien Rais-Zulkifli Hasan (Zulhas) seperti hubungan Gus Dur-Muhaimin (Cak Imin) dan Surya Dharma Ali (SDA) -Romahurmuziy (Rommy). Cak Imin dididik dan dibesarkan Gus Dur. Setelah besar, Sang keponakan ini jadi rival Gus Dur di PKB. Begitu juga Rommy pernah jadi ajudan SDA. Di ujung, Rommy berseteru dengan SDA dan menggantikannya sebagai ketua umum PPP.

Hal yang sama terjadi pada hubungan Zulhas dengan Amien Rais. Dalam banyak hal, Zulhas mengakui Amien Rais menjadi guru politiknya. Bahkan Zulhas terpilih menjadi Ketua Umum PAN 2015 atas dukungan all out Amien Rais saat mengalahkan Hatta Rajasa.

Hubungan Amien Rais-Zulhas berubah, bahkan sedikit tegang, saat Zulhas memilih untuk merapat ke Jokowi, meski akhirnya tak diakomodir. Sementara Amien Rais tetap konsisten memilih menjadi oposisi. Perbedaan pilihan politik ini nampaknya berdampak pada konggres PAN 2020 yang rencananya akan diadakan di Bangka Belitung antara maret-april tahun ini.

Zulhas berencana akan maju untuk kedua kalinya. Amien Rais tak mendukung. Ini kira-kira alasannya: pertama, dalam tradisi PAN seseorang menjabat hanya sekali sebagai ketua umum. Setelah itu, ganti yang lain. Tradisi ini nampaknya dijaga oleh Amien Rais untuk alasan regenerasi. Kedua, di bawah kepemimpinan Zulhas PAN berada dalam kendali - atau kompromi terhadap- kekuasaan. Kuat dugaan karena Zulhas tersandera kasus.

Dua alasan inilah yang nampaknya membuat Amien Rais tak mendukung Zulhas. Meski Zulhas adalah kader Amien Rais sekaligus besannya. Amien Rais justru mengajukan Mulfachri Harahap, ketua fraksi PAN di DPR untuk maju.

Kedua tokoh PAN ini yaitu Amien Rais dan Zulhas terus bergerilya untuk mencari dukungan dari DPW dan DPD PAN di daerah. Pemilik suara di konggres. Amien Rais, bagaimanapun ia adalah pendiri dan tokoh senior PAN. Pengaruhnya selama ini tidak diragukan. Siapapun yang diinginkan, jadi ketua umum PAN. Sementara Zulhas, selain ia adalah incumbent yang tentu tak diragukan jaringannya, ia juga didukung oleh pihak kekuasaan. Penguasa lebih nyaman jika Zulhas menjadi Ketua Umum PAN. Di tangan Zulhas, PAN lebih bisa diajak kompromi. Setidaknya tidak merepotkan penguasa. Sikap ini tak mungkin jika Ketua Umum PAN adalah orangnya Amien Rais.

Meski tak ada jaminan juga jika calon Amien Rais yang menang, PAN akan oposisi terhadap penguasa. Sekali lagi, tak ada jaminan. Dalam politik, variabelnya sangat dinamis dan tidak tunggal.

Di tengah adu kuat Amien Rais vs Zulhas, rumornya muncul wacana Poros Tengah. Di Poros Tengah ini ada nama Asman Abnur, Tjatur Sapto Edi dan Drajat Wibowo. Kabarnya, Asman Abnur sudah mendapat restu dan didukung oleh Hatta Rajasa. Benarkah mantan Ketua Umum PAN periode 2010-2015 ini akan turun gunung dan serius dukung Asmar Abnur, mantan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi 2016-2018 ini? Lalu, kemana arah politiknya? Mendorong PAN berkoalisi dengan kekuasaan, atau akan jadi oposisi? Terlalu dini untuk bisa dibaca.

Yang pasti, pengaruh Hatta Rajasa jika benar memutuskan untuk turun gunung tentu sudah punya kalkulasinya.

Jika ketiga mantan Ketua Umum PAN ini bertarung di arena konggres 2020, maka suasana konggres akan tambah seru, dinamis dan bahkan memanas.

Oleh: Tony Rosyid

Pengamat Politik dan Pemerhati Bangsa



Komentar Anda

Berita Terkini