-->
    |

Polisi Diminta Ungkap Aktor Dibalik Kerusuhan Penertiban Lahan Tamansari

Faktanews.id - Direktur eksekutif Indonesian Publik Institute (IPI) Karyono Wibowo meminta aparat kepolisian memburu aktor provokator dibalik kericuhan penertiban lahan rumah deret Tamansari Bandung.

"Saya kira perlu polisi mengungkap aktor di balik peristiwa itu sehingga nanti diketahui masalah utamanya di mana karena biasanya dalam satu peristiswa bentrokan itu ada pihak-pihak ketiga yang memporovokasi," ujar Karyono kepada wartawan, Selasa (17/12/2019).

Menurut Karyono, langkah Propam Jawa Barat sudah tepat memeriksa 52 aparat kepolisian yang diterjunkan ke lapangan dalam penertiban lahan rumah deret Tamansari tersebut. Disebutkan Karyono, pemeriksaan kepada puluhan aparat kepolisian tersebut sebagai bukti bahwa Polri tidak diskriminatif.

"Kan itu perlu mendapatkan keterangan di lapangan. ini langkah tepat, berarti langkah polisi objektif meraka memanggil dan meminta keerangan. Agar lebih objktif aparat juga harus memanggil warga dan mencari aktor di balik kericuhan itu," tandas Karyono

Namun demikian, Karyono berharap pihak kepolisian juga memeriksa masyarakat setempat dan mengungkap aktor di balik kerusuhan penertiban lahan rumah deret Tamansari tersebut segera terungkap. Di masa yang akan datang, Karyono berharap tidak ada lagi kericuhan yang sama.

"Yang terpenting harapan saya penyelesaian masalah cepat selesai. Buka ruang dialog antara pemkot Bandung dengan masyarakat sehingga ada pemecahan masalah. Dan harus dicegah provokasi dan provokator harus dipagari sehingga dialog berjalan," harap Karyono

Lebih lanjut, Karyono meminta pemkot Bandung bersikap adil kepada masyarakat yang terdampak penggusuran. Harus ada kompensasi, sebagai ganti rugi, yang diberikan pemerintah kepada masyarakat.

"Pemerintah harus berwsikap adil kepada masyarakat yang tanahnya tergusur. Penggantian tanahnya harus layak. Tentu saja mematuhi aturam yang berlaku. Jadi azas kebijaksanaan dikedepankan," tutup Karyono. (RF)
Komentar Anda

Berita Terkini