-->
    |

Tak Ada Indikasi Kuat Pelantikan Presiden Mendapat Gangguan

Faktanews.id - Belum ada indikasi yang terlihat adanya gangguan keamanan terhadap pelantikan presiden dan wakil presiden terpilih periode 2019-2024. Pelantikan presiden dan wapres ini akan berlangsung pada 20 Oktober 2019 mendatang.

Hal tersebut disampaikan Pengamat intelijen dan keamanan Stanislaus Riyanta, saat menjadi narasumber diskusi publik bertajuk "Optimiskah Pelantikan Presiden Aman" di Hotel Ibis Badget, Cikini, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (19/10/2019).

Menurut Stanislaus, pelantikan presiden dan wapres akan berlangsung aman dan kondusif. Menurut dia, kalaupun ada pihak yang mengganggu pelantikan presiden hal itu kemampuannya cukup kecil.

"Tetapi untuk daerah lain yang berada di luar Jakarta itu, yang perlu diwaspadai. Saya yakin keamanan di Jakarta akan cukup aman, ada cukup aman. Kalaupun ada kemauan untuk menggagalkan pelantikan Jokowi tetapi kemampuannya tidak cukup." kata Stanislaus.

Hal senada juga disampaikan Direktur Pusat Studi Politik Dan Keamanan UNPAD Muradi. Munurur Muradi, sudah ada 31 ribu aparat gabungan yang diterjunkan untuk mengawal jalannya pelantikan presiden dan wapres. Jumlah pasukan keamanan ini sama dengan pengamanan pelantikan preside  2014 silam.

Menurut Muradi, jika ada kolompok-kolompok yang ingin mengganggu pelantikan presiden mereka tidak hanya akan berhadapan dengan pihak kepolisian. Tapi juga akan berhadapan dengan pasukan TNI.

"Karena ini simbol negara dan TNI yang akan paling marah. Potenso teror juga kecil," tandas Muradi.

Peneliti Ketahanan Nasional dari Indonesian Publik Institute, Yulis Susilawaty juga menyampaikan jika dilihat dari stabilitas politik dan keamanan pelantikan presiden cukup aman. Tapi, kata dia, sekecil apapun gerakan harus ada antisipasi, sehingga pelantikan presiden berlangsung hidmat, tertib dan aman.

"Ancaman iti kalau ada instabilitas. Tapi sekarang kan sudah stabil. Jadi besok pelantikan saya rasa cukup aman," tukas Yulis.

Pengamat Sosial dari UI Devie Rahmawati melihat belum ada tanda-tanda gerakan yang hendak mengamcam atau menggalkan pelantikan presiden. Hal ini terlihat dari adanya pertemuan tokoh-tokoh politik, seperti Prabowo bertemu Jokowi, Prabowo dan Megawati, Airlangga, Surya Paloh dan Cak Imim beberapa waktu lalau.

"Saya tidak melihat masalah gangguan besar. Elit sudah berdamai. Ini mudah-mudahan dalam aspek sosial bisa membantu," katanya.

Selain itu, Devie juga menyampaikan bahwa polarisasi masyarakat belum hilang karena dipengaruhu perkembangan teknologi. Adanya konfik sosial dan politik juga dipengaruhi kecanggihan teknologi.

"Konflik sosial dan politik di Indonesia karena hadirnya hoaks. Hoak semakin banyak. Bibit-bibit radikalisme menguasai saluran-saluran atas perkembangan teknologi," katanya.

Adapun Pengamat Terorisme dan Mantan Narapidana teroris Nasir Abbas berbicar soal gerakan terorisme. Kolompok teroris ini terus mendapatkan doktrin, sehingga melakukan aksi teror. Menurut dia, aksi teroris itu untuk membuktikan keimanan mereka.

"Kalau kita membuktiman iman, kita puasa, zakat, shalat. Kalau mereka lakukan aksi untuk membuktikan iman. Rakit bom, aksi pakai sajam, kalai tidak mampu pake batu.

Mereka tidak takut masuk penjara. Inilah yang harus kita waspadai. Pelaku itu ada. jaringannya ada," kata dia. (RF)


Komentar Anda

Berita Terkini