-->
    |

Peringati Sumpah Pemuda, Bursah Zarnubi Gelorakan Pembangunan Berkelanjutan

(Bursah Zarnuni saat memberikan sambutan pada diskusi "Menggelorakan Sumpah Pemuda Dalam Pembangunan Berkelanjutan" di Hotel Gren Ali Cikini, Jakarta Pusat, Rabu 30 Oktober 2019)
Faktanews.id - Dewan Pimpinan Pusat Perkumpulan Gerakan Kebangsaan (DPP PGK) memperingati sumpah pemuda ke-91. Peringatan Sumpah Pemuda yang berlangung di Hotel Gren Ali Cikini, Rabu (30/10/2019), ini dikemas dalam forum diskusi. Diskusi bertajuk "Menggelorakan Sumpah Pemuda Dalam Pembangunan Berkelanjutan".

Hadir sebagai keynote speaker adalah Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad. Sementara yang menjadi narasumber adalah Anggota DPR Farah Puteri Nahlia, Direktur Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno dan Ketum PB HMI Saddam Al Jihad. Dan diskusi publik ini dihadiri ratusan pemuda dan mahasiswa lintas kampus.

Ketua Umum DPP PGK Bursah Zarnubi menyampaikan sambutan. Dia mengatakan nilai-nilai sumpah pemuda pada 28 Oktober 1928 silam untuk memperkokoh persatuan bangsa sekaligus menjadi pendorong bagi anak bangsa untuk menjadi pemenang di era kemajuan teknologi dan kerasnya persaingan global. Menurut Bursah, semua anak bangsa harus selalu memiliki kesadaran kolektif bahwa Indonesia merupakan negara besar dan majemuk.

"Dengan kemajemukan seperti itu, aset utama bangsa ini adalah spirit persatuan, toleran terhadap perbedaan, kerukunan, kekompakan, dan persaudaraan. Bersatu di tengah keberagaman, sesuai dengan semboyan Bhineka Tunggal Ika yang tertulis di kaki Garuda Pancasila, lambang negara Indonesia," ujar Bursah saat menyampaikan sambutan.

Menurut Bursah, generasi muda harus menjaga dan merawat persatuan karena ancaman terhadap persatuan, kedamaian, kerukunan bangsa bisa datang dari banyak sisi. Mulai dari masalah kemiskinan, isu ketidakadilan pembangunan seperti dominasi kelompok atau daerah tertentu dalam menikmati hasil pembangunan, kepentingan asing untuk menguasai ekonomi Indonesia, hingga masuknya paham-paham baru akibat pengaruh globakisasi yang bertentangan dengan ideologi Pancasila.
"Dalam konteks bagaimana memperkuat solidaritas sebagai sesama anak bangsa, saya sangat terkesan melihat beberapa peristiwa politik nasional yang telah berlangsung sepanjang bulan Oktober ini. Para anggota DPR baru telah dilantik, dan kita saksikan proses penentuan pimpinan DPR tanpa voting, termasuk penentuan pimpinan AKD DPR. Pimpinan MPR juga dilakukan secara mufakat, dan semua pimpinan parpol yang lolos ambang batas punya perwakilan di jajaran pimpinan MPR. Model parlemen sepertu DPR dan MPR, dimana jajarannya merepresentasikan semua fraksi dan barangkali tidak terdapat di negara lain," ucap Bursah.

Menurut Bursah, Jokowi sebagai presiden yang telah menyusun kabinetnya dan masuknya Gerindra ke dalam pemerintahan, bukan bertarti hal ini tidak ada tantangan. Menurut Bursah sedikitnya ada beberapa tantangan berat dan kompleks dalam lima tahun ke depan.

"Pertumbuhan ekonomi dunia diprediksi turun akibat perang dagang global yang dimotori AS dan Cina. Kondisi ini pasti berpengaruh pada dinamika politik dan ekonomi nasional. Berpengaruh terhadap neraca perdagangan, merosotnya harga komoditas ekspor Indonesia, pada iklim investasi dan industri, dan pada upaya penciptaan lapangan kerja luas," katanya.

Menurut Bursah, roda perekonomian dalam negeri harus digerakkan, industri harus tumbuh dan berkembang agar tercipta lepangan kerja besar. Selain itu, tambah Bursah, kualitas SDM juga harus ditingkatkan, khususnya di bidang vokasional, agar bisa bersaing dengan tenaga kerja asing bahkan bisa memasuki pasar tenaga kerja Internasional.
Dan Presiden Jokowi, ucap Bursah, sudah memberikan perhatian serius pada isu "bonus demografi" dimana sebagian besar penduduk Indonesia merupakan usia produktif dan 80 juta diantaranya tergolong generasi milenial dengan rentang usia 17-40 tahun.

"Tanpa peningkatan kualitas SDM dan tersedianya lepangan kerja yang luas, bonus demografi yang semestinya merupakan berkah bagi pembangunan, dapat berubah menjadi beban," kata Bursah.

Sementara itu  anggota Komisi I DPR dari Fraksi PAN Farah Puteri Nahlia mengatakan bahwa pemuda Indonesia harus memiliki semangat untuk maju dan berkembang, sehingga bisa berkontribusi terhadap bangsa dan negara.

Menurut dia, ada tiga hal bagi anak muda yang harus diutamakan seiring perjalanan waktu dan zaman. Ketiga hal tersebut, kata dia, adalah education, empowerment dan enterpreneurship.

Education adalah betapa pentingnya ilmu pengetahuan untuk membangun karakter diri sendiri dan bangsa.

Sementara, enterpreneurship menyangkut jiwa kewirausahaan yang harus dimiliki semua anak bangsa. Enterpreneurship menjadi penting untuk menumbuhkan jiwa pemberani dalam membangun usaha dan kreatifitas, kendati penuh resiko.

Kemudian empowerment ini terkait dengan pemberdayaan sumber daya manusia. Dan mpowerment pemberdayaan ini adalah kombinasi dari education dan enterpreneurship.

"Kita harus bisa memberdayakan kemampuan kita tersebut sehingga kita bisa mencapai cita-cita kita," tukas dia. (RF)
Komentar Anda

Berita Terkini