-->
    |

Karyono Wibowo Kritik Moeldoko Soal Penyelesaian Gejolak Papua


Faktanews.id - Pernyataan Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko yang ingin mendapatkan dukungan dari pemerintah Amerika Serikat dalam menyelesaikan pergolakan di Papua menuai kritikan dari sejumlah kalangan. Direktur Eksekutif Indonesian Publik Institute (IPI), Karyono Wibowo adalah salah satunya.

"(Moeldoko) memang agak kebablasan, meskipun maksudnya bukan untuk meminta Amerika campur tangan," ujar Karyono, Selasa (3/9/2019).

Menurut Karyono, pernyataan Moeldoko sepertinya tidak dalam konteks meminta tolong pemerintah Amerika tetapi pernyataan tersebut bisa menimbulkan multi tafsir yang memancing polemik. Apalagi, situasi politik pasca pilpres 2019  masih sangat "becek". Sehingga dalam membuat pernyataan Moeldoko mesti hati-hati dalam menggunakan diksi dan mempertimbangkan berbagai aspek resiko.

"Selain itu, pemerintah harus melakukan koordinasi dengan berbagai institusi yang berwenang agar tidak menimbulkan simpang-siur pendapat yang justru memperkeruh suasana," katanya.

Lebih lanjut, Karyono menambahkan bahwa Indonesia adalah negara yang berdaulat. Sehingga tidak boleh negara lain campur tangan urusan dalam negeri Indonesia. Pun demikian, Indonesia juga menganut politik bebas aktif. Pemerintah Indonesia juga tidak pernah mencampuri urusan dalam negeri negara lain. Oleh karenanya, setiap negara harus saling menghormati kedaulatan masing-masing.

"Pun demikian, dalam penyelesaian masalah konflik yang terjadi di Papua saat ini adalah urusan dalam negeri Indonesia. Kalaupun ada irisannya dengan kepentingan asing, maka cara penyelesaiannya harus mengutamakan prinsip kedaulatan negara. Sehingga pihak pemerintah dan kelompok manapun jangan sampai membuka ruang masuknya intervensi asing," tambah dia.

Karyono mengatakan agar permasalahan Papua segera selesai diperlukan strategi yang holistik dan komprehensif. Pendekatan persuasif, diplomasi, pendekatan ekonomi, kultural dan keamanan bisa berjalan beriringan, sesuai dengan situasi dan kondisi yang berkembang.

Sebelumnya, Moeldoko menyebut Indonesia ingin mendapatkan support dari AS atas kondisi yang terjadi di Papua saat ini. Pernyataan itu dikeluarkan usai berjumpa dengan Asisten Menteri Luar Negeri AS untuk urusan Asia Timur dan Pasific David R. Stilwell di Kantor Staf Presiden, kemarin.

Terlepas dari pernyataan Moeldoko, menurut Karyono, semestinya untuk menyelesaikan konflik Papua, sejatinya bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi diperlukan keterlibatan aktif seluruh elemen bangsa dalam mempertahankan kedaulatan NKRI.

Tetapi, Karyono menyangkan jika banyak politisi dan sejumlah pihak justru menjadikan persoalan konflik Papua sebagai komoditi politik, baik di tingkat lokal maupun nasional. Hal itu dapat ditelusuri dari  berbagai pernyataan di media yang tidak memberikan jalan keluar, tapi sebaliknya justru mendeskreditkan satu sama lain.

"Pernyataan dari sejumlah politisi yang hanya mendeskreditkan pemerintah telah berhamburan. Sikap politisi tersebut mengafirmasi bahwa banyak politisi yang miskin sikap negarawan," tukasnya.

Disebutkan Karyono, ada potensi bangsa ini tidak hanya berpotensi mengalami krisis moral tapi juga krisis negarawan. Ada kecenderungan, politisi terjebak pada antagonisme dan sinisme untuk mendeskreditkan lawan politik.

"Seharusnya, semua komponen bangsa dalam menyikapi persoalan kedaulatan negara harus bersatu. Politisi harus bisa membedakan antara kepentingan menjaga kedaulatan negara dengan kepentingan politik praktis dalam kontestasi demokrasi," tutup Karyono. (RF)
Komentar Anda

Berita Terkini