-->
    |

Hindari Hoaks dan Ujaran Rasisme, Ayo Rame-Rame Wujudkan Papua Damai

Faktanews.id - Pergolakan yang terjadi di tanah Papua dan Papua Barat belakangan ini harus menjadi perhatian semua kalangan. Tanggungjawab bukan hanya dari pemerintah. Tapi juga seluruh komponen bangsa harus ikut merawat Papua. Tidak boleh ada ujaran rasisme. Selain itu, Hoaks juga harus dihindari.

Sebab, ujaran rasisme dan hoaks mendi salah satu intrumen akan potensi perpecahan antar anak bangsa.

Hal tersebut dipaparkan sejumlah narasumber pada diskusi publik bertajuk "Peran Aktif Media Dalam Meredam Hoaks Dan Mewujudkan Perdamaian di Papua". Diskusi berlangsung di Hotel Sofyan Soepomo, Tebet, Jakarta Selasan, Selasa (24/9/2019).

Hadir sebagai pembicara adalah Staf Ahli Sekjen Kekominfo RI Hendrasmo dan Tokoh Pemuda Papua, Yulianus Dwaa. Penyelenggara diskusi adalah Pustaka Institute.

Hendrasmo memaparkan betapa bahayanya hoaks dan ujaran rasisme. Terbukti, karena hoak dan ujaran rasisme terjadi kerusuhan di Wamena dan 22 orang meninggal dunia akibat demonstrasi anarkis yang dipicu hoaks dan ujaran rasisme tersebut.

"Kita melihat peristiwa pekan ini betapa hoaks, kabar tidak utuh, diamplifikasi itu memicu konflik lebih luas. Ini bukan pertama kali, pada bulan Agutus juga sama," ujar Hendrasmo.

Menurut dia, peristiwa dan pergolakan masyarakat Papua akhir-akhir ini tidak berdiri sendiri. Tapi saling berkaitan satu sama lain, yang tujuannya untuk memecah belah persatyan bangsa. Selain ada yang mendesain, peristiwa juga ada yang menjadi aktor baik di dalam maupun di luar. Provokasi juga cukup masif begitu ada sedikit letupan peristiwa.

"Jadi hoaks ini menjadi instrumen pemecah belah bangsa. siapa desainernya walau kita sadar ini tidak berdiri sendiri," katanya.

Dia menambahkan bahwa pemerintah terus mengajak anak bangsa menghindari hoaks. Menurutnya, jika menemukan berita informasi, baik di medi sosial internet, harus diverifikasi sebelum berita tersebut dishare lebih lanjut.

"Kominfo, pak Jokowi menyerukan senantiasa hati-hati terhadap hoaks. cek setiap kabar, setiap informasi yang belum tentu benar," tanbah dia.

Selain itu, Hendrasmo juga meminta media tidak ikut berperan dalam menyejukkan situasi Papua. Media harus memiliki nasional interest dalam setiap menyampaikan informasi kepada masyarakat.

"Media mestinya punya nasional interest. kita dengungkan ke media. Papua bagian dari NKRI. kita punya tanggungjawab sosial dan kesejarahan kita.

Sementara itu, Yulianus Dwaa mengatakan bahwa persoalan di Papua cukup kompleks. Diantara dari sekian banyak persoalan Papua adalah persoalan ideologi dan kepemimpinan otoriter, yang diwariskan kolonial Belanda.

Bukan hanya itu, dia menambahkan persoalan mendasar lainnya adalah otonomi khusus dan kesenjangan sosial masyarakat. Menurut dia, semua persoalan mendasar di bumi cendrawasih tersebut harus menjadi peharian serius pemerintah.

"Media juga harus memiki visi yang jelas untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat sampai sekolah-sekolah. Negara tidak perlu ragu membangun papua. Tapi kita juga harus berpikir bagaimana tetap menjadikan Papua bagian dari NKRI. Kita tak perlu ragu menyelamatkan Papua," papar Yulianus. (RF)
Komentar Anda

Berita Terkini