-->
    |

PPI Apresiasi Kerja Keras Pemerintah Yang Berhasil Menumbuhkan Ekonomi 5,17 Persen

(Muhlis Ali)
FakaNews.id - Ketua Umum Poros Pemuda Indonesia (PPI), Muhlis Ali memberikan apresiasi kepada pemerintah yang berhasil menaikkan pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5,17 persen.

"Kita sebagai anak bangsa pasti senang kalau ekonomi kita tumbuh," ujar Muhlis kepada wartawan, Selasa (12/2/2019).

Menurut Muhlis, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2018 tersebut tak lepas dari kerja keras pemerintah. Kendati demikian, menurut Muhlis, kinerja pemerintah harus terus ditingkatkan dan didukung semua kalangan.

"Karena kita ingin ekonomi nasional kita terus tumbuh. Kalau ekonomi tumbuh maka secara otomatis kemiskinan dan pengangguran bisa berkurang," katanya.

Muhlis menjelaskan, ekspor komoditi harus lebih ditingkatkan, sehingga pertemubuhan ekonomi terus merangkak naik.

"Kalau ekspor terus digenjot dan impor dikurangi, itu yang kita inginkan," katanya.

Diberitakan sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang tahun 2018 mencapai 5,17 persen. Capain ini lebih tinggi dibanding pertumbuhan 2017 sebesar 5,07 persen, bahkan tertinggi dalam 4 (empat) tahun terakhir.

“Ini menunjukkan trend yang baik, karena dibandingkan beberapa tahun terakhir, pertumbuhan ekonomi sepanjang 2018 menunjukkan peningkatan,” kata Kepala BPS Suhariyanto dalam keterangan persnya di kantor pusat BPS, Jakarta, Rabu (6/2) siang.

Catatan BPS menunjukkan pertumbuhan 5,17 persen itu merupakan yang tertinggi sejak 2014. Pada 2014 pertumbuhan ekonomi tercatat 5,01 persen, 2015 sebesar 4,88 persen, 2016 sebesar 5,03 persen, dan 2017 sebesar 5,07 persen.

Kepala BPS menilai, pertumbuhan ekonomi 2018 sebesar 5,17 persen itu merupakan pencapaian yang baik di tengah ekonomi global sepanjang tahun tersebut.

Menurut Kepala BPS Suhariyanto, sumber pertumbuhan ekonomi pada sepanjang 2018 adalah industri pengolahan (0,91 persen), disusul perdagangan (0,66 persen), konstruksi (0,61 persen), pertanian (0,49 persen), dan lainnya (2,50 persen). (RF).

Komentar Anda

Berita Terkini