(Foto: Sidratahta memberikan sambutan pada acara penutupan akhir tahun di kantor DPP PGK, Jakarta Selatan) |
Hal tersebut disampaikan penulis Disertasi berjudul "Kebijakan Anti Terorisme di Era Demokratisasi, studi Proses Politik Dalam Perumusan UU No. 15 Tahun 2003 Tentang Pemberantasan Korupsi di Indonesia" Sidratahta saat memberikan sambutan pada acara penutupan akhir Tahun di kantor DPP Perkumpulan Gerakan Kebangsaan, Jalan Duren Tiga Raya No 7 Pancoran Jakarta Selatan (31/12/2018).
Menurut dia, Kapolri Tito tidak hanya berhasil membangun branded kepolisian ditingkat dipusat, tapi juga sampai tingkat Polsek. Tingginya kepercayaan Publik terhadap intitusi Polri ini tak lepas dari komitmen Kapolri sendiri dalam membangun trust Polri yang profesional, antikorupsi dan lain-lain.
Begitu juga dengan perintah Kapolri kepada jajarannya yang memerintahkan membangun kerja sama hubungan sinergisitas Polri dengan elemen lain, baik ormas keagamaan dan lembaga negara lain.
"Itu karena kemampuan leadership, kapasitas, menajerial dan pengalaman beliau (Kapolri). Di puncak kekuasaan, beliau membangun trust, membangun kerjasama bahkan membangun kepercayaan diantara para Kabinet presiden, itu sangat luar biasa. Ini yang tak dimiliki oleh yang lain," tandas dia
Dengan mengutip salah satu pernyataan Kapolri tentang "Kalau ingin maju Negara ini kita bangun kerjasama masyarakat sipil itu berbasis NU dan Muhammadiyah, Sidratahta menilai bahwa pernyataan Kapolri tersebut semacam tes atau uji coba untuk membangunkan reaksi kekuatan kolompok di luar NU dan Muhammadiyah.
Hal itu, kata dia, dapat dilihat kedatangan dan pertemuan antara Kapolri dengan elemen lain di luar NU dan Muhammadiyah. Setelah mendatangi elemen di luar NU dan Muhammadiyah, Kapolri membuat kebijakan agar jajarannya membangun hubungan kerjasama dan sinergisitas dengan elemen lain tersebut.
(foto: aktivis dan pengurus PGK merayakan penutupan akhir tahun di kantor DPP PGK) |
"Bung Karno pada zamannya punya kemampuan memahami masalah-masalah strategis. Bung Karno kalau ceramah itu kan menggunakan teori-teori maxis, liberal, nasioanal diangkat habis, baru beliau berteori sendiri atau menyimpulkan," tandasnya.
"Pak Tito pun demikian. Nah, tapi disisi lain pak Tito itu tipe yang administratur dan kaya dengan pengelolaan minejerial internal. Jadi, artinya Bung hatta dan Bung Barno beliau satuakan dalam satu visi demoktaratik polisi gitu meskipun ada sedikit kecemburuan dari kalangan TNI," katanya.
Menurut dia, Kopolri betul-betul mencapai derajat kepemimpinan yang bukan saja profesiaonal tapi juga menjadikan intitusi Polri sebagai pengawal peradaban, jika berbicara penanggung jawab utama sistem keamanan nasional, keamanan dalam negeri atau pertahanan jika berbicara hal-hal yang bersifat makro Indonesia sebagai entitas negara bangsa.
(foto: Pengurus DPP PGK merayakan penutupan akhir tahun di kantor DPP PGK) |
Menurut dia, tidak mudah mencari pemimpin seperti sosok Kapolri Tito. Kendati demikian, Sidratahta berharap, sosok dan figur kepemimpinan seperti Kapolri Tito akan muncul di masa yang akan datang. "Sosok pak Tito ini menjadi seseorang yang paling kapabel," kata dia sambari menceritakan bahwa banyak tokoh internasional yang memuji kinerja dan figur Kapolri Tito. (RF)