(Foto: Wakil Ketua Satgas Nusantara Polri Brigjen Pol Fadil Irman menyampaikan kuliah Umum di Kampus UHAMKA) |
Kuliah umum ini bertema "Memperteguh Semangat Kebangsaan Mahasiswa dalam Menjaga Kedamaian dan Kesejukan Kontestasi Pilpres 2019," penyelenggaran kegiatan ini adalah BEM UHAMKA bekerjasama dengan Dewan Pimpinan Pusat Perkumpulan Gerakan Kebangsaan (DPP PGK).
Untuk diketahui, Fadil memggantikan Kasatgas Gatot Eddy Pramono yang berhalangan hadir.
Dihadapan sekitar 600 an mahasiswa, Fadil memaparkan kondisi Indonesia saat ini. Disebutkan, negara yang dihuni sekitar 265 juta jiwa dan kaya akan sumber daya alam ini memiliki potensi kerawanan konflik atau perpecahan yang sangat tinggi.
Menurut Fadil, ada dua faktor yang dapat mempengaruhi kerawanan konflik atau perpecahan tersebut. Pengaruh pertama karena faktor internal, dimana belum terciptanya pemerataan pembangunan meski Indonesia sudah berumur 73 tahun sebagai sebuah bangsa yang merdeka.
(Foto: Wakil Ketua Satgas Nusantara Polri Brigjen Pol Fadil Irman bersama pengurus BEM UHAMKA) |
Kemudian faktor eksternal, kata Fadil, menambahkan juga dapat mempengaruhi potensi kerawanan konflik dan perpecahan bangsa dan negara ini. Maka dari itu, Fadil menegaskan yang diharapkan saat ini adalah perbaikan dalam penguasaan ekonomi atau stabilitas lebih baik.
Selain itu, Fadil juga memaparkan soal kerawanan Kamtibmas, seperti konflik sosial, kejahatan narkotika, terorisme dan radikalisme, kejahatan dimensi baru seperti cyber crime dan kejahatan yang meresahkan masyarakat, seperti curas dan curanmur, judi, miras dan lain-lain.
Karena potensi kerawanan koflik dan perpecahan itu, baik karena pengaruh internal dan eksternal, Fadil meminta agar pemuda dan mahasiswa bersatu padu, menjadi garda terdepan dalam memberikan rasa aman, nyaman dan kesejukan di tengah-tengah masyarajat.
(Foto: Wakil Ketua Satgas Nusantata Polri Brigjen Pol Fadil Imran bersama Moderator Zainuddin Arsyad di kampus UHAMKA) |
"Kita sering diperintahkan oleh pemerintah soal stabolitas. Kita punya pengetahuan sendiri. Stabilitas itu keseimbangan. Ketika demokrasi tak seimbang, mahasiswa harus menjadi kolompok penyeimbang," katanya.
"Apakah kita tak boleh berpihak pada kepentingan politik tertentu? Boleh saja," tambah Ryan sambari menegaskan bahwa pemuda dan mahasiswa yang disebut dengan istilah generasi milenial jangan mau disebut sebagai kolompok yang mengalami kelabilan. (RF)