-->
    |

Sederet Wilayah Yang Diperkirakan BMKG Berpotensi Bergelombang Tinggi

FaktaNews.id - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan potensi gelombang tinggi terjadi dibeberapa Wilayah Indonsai menjelang akhir tahun 2018 ini.

Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Mulyono Prabowo, mengatakan potensi gelombang tinggi dibeberapa wilayah tersebut mencapai 2,5 sampai 4 meter.

BMKG, menurut Mulyono, mengimbau masyarakat tetap waspada terhadap potensi bencana hidrometeorologis seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor, dan angin kencang dalam beberapa hari ke depan, terutama untuk wilayah-wilayah yang telah mendapat hujan berintensitas tinggi.

“Dimohon kepada masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir sekitar area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi agar tetap selalu waspada,” ujar Mulyono di akhir rilisnya.

Berikut potensi gelombang tinggi 2.5-4.0 meteri yang dirilis BMKG selengkapnya, Kamis (27/12/2018).

- Selat Sunda bagian selatan
- Perairan Selatan Pulau Jawa hingga Pulau Sumbawa
- Selat Bali – Selat Lombok – Selat Alas bagian selatan

- Samudra Hindia Selatan Banten
- Samudra Hindia Selatan Bali hingga NTB
- Perairan Kep. Anambas dan Selatan Kep. Natuna

- Laut Jawa
- Perairan Utara Kep. Kangean
- Perairan Kep. Sangihe – Talaud
- Perairan Manado – Bitung
- Laut Sulawesi bagian tengah hingga timur
- Laut Maluku
- Perairan Utara Kep. Halmahera
- Samudra Pasifik Utara Halmahera hingga Papua Barat

Potensi GELOMBANG TINGGI LEBIH DARI 4 METERberpeluang terjadi di:

- Samudra Hindia Selatan Jawa Barat hingga Jawa Timur
- Perairan Utara Kep. Nias
- Laut Natuna Utara.

Potensi gelombang tinggi tersebut berdasarkan pantauan kondisi atmosfer terkini, aliran massa udara dingin dari Asia masih mendominasi wilayah Indonesia. Pusat tekanan rendah di sekitar wilayah Filipina dan Laut Cina Selatan menyebabkan massa udara dingin dari Asia cukup terkonsentrasi di wilayah utara.

“Sementara itu, dominasi pola udara tekanan rendah di sekitar wilayah Australia cukup signifikan dan menyebabkan terbentuknya daerah perlambatan angin dan pertemuan angin di sekitar wilayah Indonesia bagian selatan,” tandasnya. (RF)
Komentar Anda

Berita Terkini