-->
    |

Kisah Wapres JK Selesaikan Persoalan Korban Tsunami Aceh 2004

FaktaNews.id - Tragedi tsunami, yang memporak-porandakan tanah Nangroe Aceh Darussalam (NAD pada 2004 silam, tak terlupakan bagi Wapres Jusuf Kalla. Betapa tidak, JK sempat dibuat kaget. Dia membaca istigfar berulang kali ketika mendengar kabar korban bencana Tsunami tersebut.

JK juga langsung menguhubungi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Selain SBY, JK juga mengubungi Pjs Gubernur Aceh Azwar Abubakar. Bencana tsunami Aceh terjadi pada 26 Desember 2017 itu, bersamaan dengan acara halal-bihalal yang digelar warga Aceh di Jakarta Convention Center (JCC) dan sedianya akan dihadiri oleh JK.

Tsunami Aceh ini terjadi sehari setelah setelah perayaan Natal. Gempa berkekuatan 9,3 skala richter mengguncang Aceh dan disusul oleh gelombang tsunami setinggi 15 meter. Bencana ini meluluhlantakan semua bangunan hingga rata dengan tanah. Korban jiwa manusia akibat tsunami Aceh pada 13 tahun silam itu diperkirakan mencapai 160.000 jiwa.

Sebelum terjun ke Aceh, JK sempat menggelar rapat koordinasi dengan beberapa menteri yang duduk di Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) dan Panglima TNI Jenderal Endriartono Sutarto. Rapat ini langsung dipimpin JK. Dalam rapat ini, Menteri Komunikasi dan Informasi Sofjan Djalil menyampaikan laporan terkait korban jiwa manusia.

Mendengar kabar itu, JK semakin gelisah. Ia ingin segera terbang ke tanah Indonesia bagian Barat itu. JK ingin melihat dan berkumpul langsung dengan warga Aceh yang selamat dari bancana Tsunami.

Sepak terjang JK menangani bencana tsunami Aceh ini tertuang dalam buku “Ombak Perdamaian, Inisiatif dan Peran JK Mendamaikan Aceh”. Buku ini merupakan karya Fenty Effendy dan diterbitkan oleh Kompas.

Dalam buku itu disebutkan, JK memerintahkan Sofyan Jalil terjun ke Aceh untuk membawa bantuan. “Pakai pesawat saya,” ujar JK.

Setelahnya JK langsung menghubungi pilot yang biasa menerbangkan pesawat Fokker F-28 milik keluarga Kalla, Kapten Didit Soerjadi.

Saat dihubungi Kapten Didit tengah mandi, sehingga yang menerima telepon dari Wakil Presiden adalah istri sang pilot. “Bilang saya sedang mandi,” ujar Kapten Didit.

“Ini Wapres mau bicara,” ujar istri Kapten Didit yang membuat sang pilot itu beranjak dari kamar mandi untuk menerima telepon.

“Eh kau siapkan pesawat secepatnya,” kata JK

“Siap pak, berapa lama ?” tanya balik Kapten Didit yang kemudian dijawab bahwa sang pilot punya waktu dua Jam.

Siang itu pesawat pribadi milik keluarga Kalla tersebut terbang ke Aceh membawa Sofjan Djalil yang membawa uang tunai Rp 200 juta, beserta rombongan lainnya.

Rencananya uang itu akan digunakan untuk membeli beras dan mie instan di sejumlah toko yang ada tak jauh dari bandara Blang Bintang yang kini bernama Bandara Sultan Iskandar Muda.

Sesampainya di Aceh akhirnya Sofyan Djalil bisa melihat langsung kehancuran di tanah Serambi Mekah itu. Malamnya dengan bantuan dari organisasi radio amatir, Sofjan Djalil bisa berkomunikasi dengan JK.

Ia mengatakan “Pak jumlah korban diperkirakan ribuan orang.” Kemudian JK merespon dengan menjawab “Astagfirullah, astagfirullah.”
Komentar Anda

Berita Terkini